Global

Reses Dr. Mangku Pastika,M.M.: Petani Masih Tergantung Tengkulak

(Dutabalinews.com),Anggota DPD RI dapil Bali Dr. Made Mangku Pastika,M.M. mengatakan dengan pertanian organik selain alam lebih lestari juga warga menjadi lebih sehat dan petani tambah sejahtera mengingat harga jual produk pertanian organik lebih tinggi.

Apalagi Bali punya banyak kelebihan, alamnya subur dan nama Bali sudah mendunia serta masyarakatnya guyub sehingga pengembangan produk organik ini sangat menjanjikan.

Namun dalam pengembangan organik ini yang menjadi salah satu persoalan adalah cost-nya tinggi, sehingga harganya jadi mahal dan orang yang beli (konsumen) jadi terbatas. Apalagi di tengah pandemi ini.

“Oleh karena itu, petani juga harus ada hasil sampingan dari pengembangan pertanian organik ini. Juga perlu sinergi dengan pihak lain untuk membantu pertanian organik ini,” jelas Dr. Mangku Pastika saat acara reses secara vidcon, Selasa (27/4).

Reses mengangkat tema “Merintis Pertanian Organik di Subak Lungatad Denpasar” ini dipandu tim ahli Nyoman Baskara didampingi Ketut Ngastawa dan Nyoman Wiratmaja.

Menurut pengurus Subak Lungatad Wayan Ardika  masalah yang dihadapi petani di subak yang luas seluruhnya sekitar 114 hektar itu adalah pemasaran. Saat panen (padi), petani lebih banyak menjual kepada tengkulak. Sehingga ini berpengaruh pada pendapatan petani. Sementara  penggunaan pupuk organik sangat diminati.

Hal senada disampaikan PPL Denpasar Wayan Suastika yang melihat petani masih padi oriented, belum banyak yang mengembangkan hortikultura. “Petani juga banyak yang tua-tua sehingga berpengaruh terhadap kinerja termasuk penerapan inovasi teknologi,” ujar Suastika.

Padahal potensi di subak itu juga sangat bagus dikembangkan tanaman hortikultura seperti cabai dan bawang yang harganya cukup menjanjikan. “Kita terus melakukan pembinaan agar pengembangan produk hortikultura seperti bawang merah,” tambahnya. Untuk mendukung pertanian organik ini, petani juga dibantu dengan pupuk organik yang disubsidi.

Pakar pertanian yang juga dosen Dr. Agus Budiharjo mengatakan pertanian organik sebenarnya sangat menguntungkan. Selain harga jualnya bagus juga cost produksinya bisa ditekan terutama pupuk. Sebab tanah umumnya sudah menyimpan banyak zat-zat untuk tanaman.

Jadi yang perlu dilakukan bagaimana agar unsur tanahnya diperbagus sehingga semua tanaman bisa tumbuh subur. “Dan yang tak kalah penting bagaimana dalam satu hamparan bisa dikembangkan beberapa komoditas sehingga kalau ada satu yang gagal, maka tanaman lain tetap menghasilkan. Jadi ada hasil tambahan selain komoditas utama,” ujarnya.

Dr. Agus bahkan menyatakan siap membantu sekaligus membiayai bila ada petani yang mau mengembangkan tanaman organik. “Saya siap membantu dan menanggung resikonya bila gagal,” jelasnya.

Dalam demplot tanaman padi organik seluas18 are, hasilnya sangat bagus, kalau dikonversi bisa mencapai13 ton/ha. Menurutnya pendampingan yang konsisten dan motivasi kepada  petani. “Kalau petani sudah melihat langsung, tak perlu disuruh-suruh mereka akan bergerak melakukannya,” ujarnya.

Menanggapi berbagai masukan tersebut, Mangku Pastika menaruh harapan besar, Bali bisa lebih maju dan petaninya makin sejahtera dengan pertanian organik. Bahkan mantan Gubernur Bali dua periode ini menawarkan lahan yang dimilikinya siap dikelola untuk pengembangan pertanian organik. Di akhir acara, Mangku Pastika melalui Ketut Ngastawa menyerahkan bantuan sembako kepada warga. (bas)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *