Agar Diminati, Sekolah Swasta Harus “The First, Different dan The Best”
(Dutabalinews.com),Peluang sekolah swasta untuk tumbuh masih sangat besar sejalan dengan tingginya minat belajar dan banyaknya siswa yang tamat. Meski saat ini minat siswa cenderung ke sekolah negeri.
“Agar diminati sekolah swasta perlu melakukan terobosan-terobosan sehingga bisa tetap eksis. Intinya swasta itu harus the first, different dan the best,” ungkap pengelola SMK Saraswati Karangasem Nyoman Putra Astawa saat rembug dengan pengurus BMPS (Badan Pengurus Perguruan Swasta), Selasa (28/6) di Denpasar.
Dalam rembug yang membahas agenda pelantikan pengurus BMPS Kabupaten/Kota dan PPDB itu selain dihadiri jajaran BMPS se Bali juga Ketua BMPS Bali Ngurah Ambara.
Rembug menghasilkan sejumlah masukan di antaranya perlunya tambahan vokasi di SMA agar siswa setelah tamat memiliki nilai tambah keterampilan khusus sehingga bisa bekerja. Dalam konteks ini diperlukan adanya keterlibatan pihak ketiga, dunia usaha yang bisa berperan sebagai investor sekaligus menyerap siswa setelah tamat.
Langkah itu dinilai penting bagi sekolah swasta agar bisa berkembang. Sebab saat ini banyak sekolah swasta yang tidak dapat siswa akhirnya tutup. “Tapi kalau sekolah bisa memberikan sesuatu yang beda (different), the first dan the best, maka akan bisa eksis. Contohnya di SMK Saraswati Karangasem yang terus berkembang,” tambah Putra Astawa.
Intinya, sekolah swasta itu harus ada kelebihan, jangan sama (umum) seperti negeri. Misalnya ada keterampilan lebih, baik itu bahasa asing atau kesenian.
Ketua BMPS Bali Ngurah Ambara
Sementara Ketua BMPS Bali Ngurah Ambara Putra mengatakan sekarang ini yang dapat BOS hanya sekolah negeri. “Kita harap BOSDa bisa ke swasta sehingga berkeadilan. Apalagi dengan pandemi ini banyak orangtua yang tak mampu sehingga dengan bantuan dana operasional ke sekolah swasta bisa meringankan siswa. Kita juga harapkan bisa bersinergi untuk terus meningkatkan kualitas,” tambah Ngurah Ambara.
Ia juga berharap ke depan bisa dilaksanakan PPDB bersama antara negeri dan swasta sehingga lebih transparan dan tidak ada yang tercecer dan diterapkannya rombel secara konsisten yakni per kas 36 siswa.
Sementara itu Chandra yang juga selaku pengelola pendidikan mengatakan kalaupun ada wajib belajar 12 tahun, bukan berarti, pemerintah terus menambah sekolah negeri. Sebab ini bisa memperkecil peluang swasta.
Sebagaina diketahui, belakangan ini puluhan sekolah swasta di Bali gulung tikar alias tutup karena kekurangan siswa dan bahkan ada yang tidak dapat murid. Salah satu penyebabnya diduga karena banyaknya sekolah negeri baru yang dibangun.(bas)