Dosen Prodi Teknologi Pangan FTP Unud Bersama Inkubator Bisnis Unud Beri Dukungan Teknis di 5 Desa Adat sebagai Upaya Peningkatan Livelihood Masyarakat
Kegiatan ini dilaksanakan di 5 desa adat di kawasan wisata Kabupaten Badung dan Kota Denpasar yang terdampak pandemic Covid-19 yaitu Desa Adat Legian, Desa Adat Kesiman, Desa Adat Kuta, Desa Adat Intaran dan Desa Adat Tanjung Benoa selama bulan April-Juni bertenpat di balai banjar ataupun wantilan kantor lurah masing-masing desa adat.
Kegiatan ini merupakan kerja sama antara Yayasan Kerti Praja (YKP) dengan Inbis Unud. Yayasan Kerti Praja (YKP) merupakan sebuah lembaga yang bergerak pada isu kesehatan reproduksi, kekerasan berbasis gender, dan kebencanaan yang berbasis di Denpasar, Bali.
YKP sebagai salah satu mitra pelaksana program SIAP SIAGA, saat ini sedang menjalankan program Penanggulangan Pandemi Covid-19 Berbasis Desa Adat di Kawasan Wisata di Kabupaten Badung dan Kota Denpasar, Provinsi Bali.
Pada kegiatan ini Dosen Program Studi Teknologi Pangan FTP Unud A.A. Istri Sri Wiadnyani, S.TP., M.Sc ditugaskan untuk menjadi narasumber. Beberapa materi yang diberikan untuk pengembangan desa adalah Penggalian potensi desa dalam rangka dukungan teknis dan pengembangan usaha bersama.
Audiens pada saat penggalian potensi masing-masing desa adalah Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menegah dan Perdagangan, Majelis Desa Adat, Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK), Lurah, Bendesa Adat, LPD, BUPDA dan perwakilan kelompok usaha /UMKM dan Pengembangan usaha bersama bagi pelaku usaha dengan 5 materi berbeda yang disesuaikan dengan kebutuhan pelaku usaha seperti Merancang potensi bisnis dan produk, pengemasan labeling dan riset pasar ataupun sosial media marketing (fasilitator).
A.A. Istri Sri Wiadnyani, S.TP., M.Sc selaku narasumber mengatakan pemberian dukungan teknis ini disesuaikan dengan tujuan dari diadakannya kegiatan ini yaitu memetakan usaha yang sudah ada di masing-masing desa adat, faktor pendukung, dan tantangan yang dihadapi selama ini, mengidentifikasi kebutuhan dukungan (terutama pelatihan/lokakarya kewirausahaan) yang diperlukan untuk mengembangkan usaha di desa adat, dan mengetahui potensi sumber daya yang bisa dikembangkan menjadi usaha bersama serta dukungan yang ada dari sisi pendampingan dan pembiayaan bagi keberlangsungan usaha.
“Diharapkan luaran yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah mendapatkan gambaran bidang/jenis usaha dan pelaksanaannya di masing-masing desa adat, mengetahui dukungan yang diperlukan agar usaha yang sudah dilakukan di desa adat dapat sustain dan berkembang serta didapatkan potensi desa yang dapat dikembangkan sebagai rencana bentuk usaha bersama di desa adat,” ujarnya.
(sumber: www.unud.ac.id)