​Reses Dr. Mangku Pastika,M.M., KUR dan Mart Tantangan Usaha Koperasi

(Dutabalinews.com),Bunga KUR (Kredit Usaha Rakyat) yang rendah dan keberadaan toko modern (Mart) menjadi tantangan tersendiri bagi usaha koperasi yang kini juga bergerak di usaha ritel selain simpan pinjam.

“Tantangan kami sekarang ini banyak toko (mart) yang buka 24 jam. Ini yang perlu dibatasi sebab kalau dibiarkan maka bisa menghambat usaha lokal termasuk koperasi,” jelas Manajer Koperasi Serba Usaha Nawa Eka Cita (NEC) Nyoman Sudarsa saat menerima kunjungan Anggota Komite IV DPD RI Dr. Made Mangku Pastika,M.M., Senin (24/10) di KSU NEC (Nawa Eka Cita).

Sudarsa mengakui, persaingan saat ini makin ketat. Selain keberadaan mart,  adanya KUR (Kredit Usaha Rakyat) dengan bunga rendah menyebabkan banyak debitur koperasi melunasi pinjamannya setelah menerima KUR. “Tapi untungnya mereka tetap sebagai penabung di NEC,” ujarnya.

Sementara Anggota DPD RI dapil Bali Dr. Made Mangku Pastika,M.M. menilai positif diterapkannya digitalisasi di tubuh usaha koperasi. “Digitalisasi selain untuk kemudahan, kecepatan pelayanan juga kenyamanan dan keamanan saat bertransaksi. Upaya digitalisasi koperasi diharapkan juga mampu mempercepat pertumbuhan koperasi,” ujar Mangku Pastika.

Apalagi KSU NEC yang berdiri sejak 2009 silam ini juga mengembangkan sayap bisnisnya di ritel dan sejumlah layanan jasa selain simpan pinjam yang terus bertumbuh. “Jadi NEC dengan menggandeng Djoin selaku starup dalam pengembangan IT (digital) akan membuat usaha koperasi lebih cepat dalam pelayanan serta transparan,” tambah Gubernur Bali 2008-2018 ini.

Dalam reses -penyerapan aspirasi dan dialog yang mengangkat tema: “Keberadaan Koperasi dalam Upaya Mensejahterakan Rakyat” dipandu Tim Ahli Nyoman Wiratmaja didampingi Ketut Ngastawa dan Nyoman Baskara diterima Ketua merangkap Manajer KSU NEC Nyoman Sudarsa serta sejumlah pengurus.

Sudarsa menjelaskan Koperasi Serba Usaha Nawa Eka Cita (NEC) yang berdiri 13 tahun lalu itu terus berkembang dengan sejumlah usaha selain simpan pinjam yang menjadi andalannya. “Aset NEC saat ini Rp40 miliar dengan jumlah anggota 532,” jelas Sudarsa yang juga menjabat Ketua Dekopinda Denpasar ini. Dalam meningkatkan kinerja dan pelayanan, ia bekerja sama dengan startup Djoin untuk digitalisasi.

Baca Juga :  Kohler Co. Tingkatkan Pengalaman Ritel MelaluiKohler Experience Center Pertamanya di Indonesia

Selain digitalisasi, KSU NEC gencar melakukan edukasi kepada anggotanya. Tujuannya agar anggota paham  tentang koperasi dan merasakan manfaat menjadi anggota. Demikian juga dengan bisnis ritel yang dijalankan saat ini arahnya ke grosir sehingga bisa mensupport anggota yang punya usaha.

Atas berbagai diversifikasi usaha yang diterapkan KSU NEC, Mangku Pastika mengaku salut, terlebih koperasi sudah menerapkan digitalisasi termasuk menjalin kerja sama dengan industri. Ini akan membuat koperasi makin kuat dan berkembang.

“Saat saya menjadi Gubernur, Bali dapat  penghargaan Provinsi Koperasi. Jadi keberadaan koperasi ini sangat penting untuk kesejahteraan anggotanya,” ujar Mangku Pastika. Bali juga sangat sangat potensial dalam pengembangan bisnis digital. Jadi ini bisa menjadi salah satu opsi usaha koperasi ke depannya. (bas)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *