​Gus Sena: Mukornas I Puskor Hindunesia Buka Peluang Regenerasi Kepemimpinan

(Dutabalinews.com),Pusat Koordinasi Hindu Indonesia (Puskor Hindunesia) akan melakukan perhelatan lima tahunan, yakni musyawarah tertinggi, sebagaimana diamanatkan oleh AD/ART organisasi. Mukornas I ini akan diselenggarakan di Zizz Convention Hotel, Dalung, Badung pada tanggal 11-13 November 2022 dengan konsep hibrid, yakni lewat offline maupun online. Cara ini digunakan karena terbatasnya anggaran yang ada, sehingga peserta dari luar Bali kebanyakan memilih untuk online.

Selain Mukornas, kegiatan tersebut juga menyelipkan kegiatan Moderasi Beragama yang didukung oleh Kemenag RI, pada hari pertama. Kegiatan tematik ini akan menghadirkan pembicara dari enam agama yang ada di Indonesia dengan tema sentral “Membangun Harmoni Kebhinekaan Keyakinan di Nusantara”.

Para narasumber lintas agama tersebut akan memaparkan perspektif agama mereka tentang harmoni terutama yang terkait dengan kebhinekaan Nusantara. Dialog akan dibagi dalam dua sesi untuk memudahkan ada dialog dengan peserta. Selain itu, Moderasi Beragama ini bertujuan untuk membangun cara pandang modern tentang beragama tanpa menganggu atau membangun disharmoni dengan penganut lain.

Ketua Panitia Mukornas I Wayan Muliana, mengatakan peserta yang sudah mendaftarkan diri ikut dalam Mukornas I kurang lebih 150 orang. “Mereka berasal dari utusan Korwil dan Korda yang sudah dibentuk di berbagai tempat di Indonesia,” ujarnya, Kamis (10/11).

Muliana memberikan kesempatan pada peserta yang daring untuk mengikuti jalannya Mukornas dari tempat masing-masing, asalkan disiplin mengikuti setiap rangkaian acara seperti teman-teman yang luring. Ia berharap agar 5 tahun yang akan datang bisa menggelar perhelatan nasional ini secara luring.

Sementara itu, Ketua Umum Dekornas Puskor Hindunesia yang juga sebagai Pendiri Puskor Hindunesia Ida Bagus K. Susena mengatakan, agenda utama dari Mukornas I ini adalah perubahan AD/ART, penetapan Progam Umum dan pemilihan Ketua Umum Puskor Hindunesia yang baru. “Saya berharap agar ajang musyawarah nasional seperti ini bisa menjadi perhelatan demokrasi organisasi terutama yang berkaitan dengan regenerasi dan peralihan tongkat estafet kepemimpinan,” ungkapnya.

Ia menyadari selama ini banyak yang masih melihat Puskor Hindunesia sebelah mata, karena secara organisasi baru pertama kali mengusung konsep perjuangan, pelayanan dan pengabdian, yang diterjemahkan dalam gerakan perjuangan keumatan, kepedulian sosial dan kemanusiaan, dan pemberdayaan sumber daya Hindu.

Baca Juga :  Sekda Bali: Jebolan IPDN Jangan Cengeng

Menurut Gus Sena, disinilah umat benar-benar dituntut “ngayah” untuk menjalankan misi perjuangan, pelayanan dan pengabdian itu. Ke depan ia sangat ingin agar para relawan dharma ini akan memfungsikan diri sebagai duta dharma yang sesungguhnya.

Hidup dan kebutuhan standar para relawan dharma ini dan keluarga mereka bisa dijamin organisasi seperti yang diterapkan oleh agama-agama lainnya. Oleh karenanya perlu sumber pendanaan yang kuat, yang sudah mulai dirintis dengan koperasi dan juga rencananya melalui usaha organisasi.

Selain tentunya, dukungan dari umat melalui program Ketipat Puri, para dermawan dharma (DERMA). Ketipat Puri singkatan dari Paket Punia Kelipatan Sepuluh Ribu, yang mengajak umat sedharma untuk ikut mepunia minimal 10 ribu atau kelipatannya. Karena dari pendapatan punia tersebut akan dibagi ke dalam 5 pos alokasi secara merata, yakni: (1) dana abadi (2) sosial kemanusiaan (3) beasiswa dan pendidikan (4) pemberdayaan ekonomi (5) operasional organisasi.

Menyinggung syarat calon Ketua Umum Dekornas Puskor Hindunesia, menurut Gus Sena, yang pertama adalah beragama Hindu dan juga keluarganya,  paham tentang visi misi organisasi, AD/ART, memiliki komitmen menjaga dan mengawal Hindu Nusantara, paham konsep Tri Hita Karana, memiliki jiwa pelayanan dan pengabdian, jujur berintegritas dan memiliki wawasan global tentang Hindu yang beragam di dunia.

Atas dasar keinginan untuk melakukan regenerasi Gus Sena sangat berharap muncul kader-kader pekerja sosial (relawan dharma) Hindu yang siap menggantikannya dan akan bisa lebih baik dan bisa menguatkan organisasi ini ke depan.  “Catatan pejalanan sosial dan jam terbang bersama Puskor Hindunesia juga sangat penting sebagai bahan pertimbangan dalam melanjutkan visi misi organisasi,” tegasnya.

Gus Sena membuka kesempatan seluas-luasnya kepada para kader relawan dharma untuk menjadi Ketua Umum Dekornas Puskor Hindunesia. Sehingga bisa menahkodai organisasi menuju pulau yang diidamkan (sesuai visi Puskor). (ist)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *