Wapres Minta AALCO Jadi Wadah Penggerak Memperjuangkan Suara Bangsa Asia dan Afrika di Tingkat Global
“Suara bangsa Asia dan Afrika merupakan elemen penting pembentukan arsitektur hukum internasional. AALCO harus dapat menjadi mitra sejajar dengan organisasi regional dan global lain dan memiliki posisi tawar yang kuat. Sehingga pembentukan instrumen dan rezim hukum internasional tidak dikendalikan oleh negara-negara yang secara tradisional mendominasi tata hukum internasional,” imbuh Wapres.
Lebih lanjut Wapres menyampaikan, bahwa AALCO dibentuk berdasarkan semangat bahwa tata politik dan hukum internasional harus mencerminkan pandangan serta kepentingan bangsa-bangsa Asia dan Afrika. Untuk itu, Wapres meminta, agar semangat untuk meneruskan pandangan ini agar terus dilanjutkan.
“Saya yakin, seluruh negara anggota KAA dan AALCO masih teguh memegang semangat dan aspirasi untuk mewujudkan tatanan dunia yang damai, adil, dan makmur secara berkelanjutan, serta memberikan ruang bagi kepentingan bangsa-bangsa Asia dan Afrika,” tutur Wapres.
Pada kesempatan yang sama, Wapres juga menuturkan bahwa saat ini seluruh negara sedang mengerahkan upaya terbaik agar mampu menavigasi revolusi digital sehingga dapat memberikan keuntungan dan mengakselerasi kemajuan, bukannya menjadi ancaman bagi masa depan umat. Untuk itu, Wapres berharap agar AALCO dapat mengambil peran pada upaya ini.
“AALCO diharapkan dapat memberikan sumbangsih dalam mendesain arsitektur hukum yang mengakomodasi kemajuan teknologi dan kecerdasan buatan untuk mendukung cita-cita luhur Konferensi Asia-Afrika,” imbau Wapres.
Menutup sambutannya, Wapres mengucapkan selamat atas pelaksanaan Sesi Tahunan ke-61 AALCO, seraya tak lupa menikmati kehangatan alam Bali yang indah.
“Saya berpesan agar para delegasi yang terhormat dapat menyempatkan diri untuk menikmati keindahan, keramahan dan keberagaman Pulau Bali,” pintanya.
Sebagai informasi, pada sesi di pagi harinya, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Yasonna H. Laoly, ditunjuk mewakili Indonesia sebagai Presiden the 61st Annual Session of AALCO. Amanah ini merupakan sesuatu yang spesial mengingat Indonesia sebagai salah satu negara pendiri AALCO yang saat itu lahir dari semangat pergerakan bangsa Asia dan Afrika untuk melepaskan diri dari belenggu kolonialisme dan imperialisme sebagai hasil Konferensi Asia Afrika di Bandung pada tahun 1955.
Pada 61st Annual Session of AALCO tahun ini, sebagai tuan rumah Indonesia secara aktif mengajukan usulan agenda baru, yaitu terkait pembentukan Asset Recovery Expert Forum di antara negara-negara Asia-Afrika. Selain itu, Indonesia juga mengusulkan pembahasan subtopik baru pada agenda “the Law of the Sea”, yaitu terkait “Illegal Fishing as a Transnational Organized Crime”, serta dua subtopik baru pada pembahasan agenda “Environment and Sustainable Development”, yaitu “Combating Transnational Wildlife Crime” dan “Strengthening Asian-African Collaboration on Climate Change”.
Usulan Indonesia mengenai pembentukan Asset Recovery Expert Forum sebagai penguatan dalam upaya pengembalian aset hasil kejahatan transnasional, isu illegal fishing sebagai kejahatan transnasional yang terorganisir, isu kejahatan terhadap satwa liar lintas batas, serta kerjasama negara Asia – Afrika terkait perubahan iklim merupakan hal penting yang perlu menjadi perhatian, tidak hanya bagi Indonesia, tetapi juga bagi negara-negara Asia dan Afrika. (RN, BPMI – Setwapres)