Mendorong Kreativitas Sineas Muda: Layar Indonesiana dan Peluang Produksi Film Pendek
(Dutabalinews), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Perfilman, Musik, dan Media, Direktorat Jenderal (Ditjen) Kebudayaan menyelenggarakan beberapa program dalam rangka peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) perfilman Indonesia. Salah satunya adalah Layar Indonesiana Kompetisi Produksi Film Pendek.
Layar Indonesiana Kompetisi Produksi Film Pendek yang disingkat Kompro merupakan program yang memberikan wadah bagi para sineas muda tanah air dalam membuat karya film pendek. Program ini telah dimulai sejak tahun 2021 dan hingga pada tahun 2023, total telah terdapat 30 judul karya film pendek. Bahkan beberapa karya film Kompro telah menorehkan berbagai prestasi di festival film dalam negeri maupun luar negeri, antara lain seperti pada Festival Film Indonesia 2022, Piala Maya 2022, Minikino Film Festival 2022, hingga Bogota Short Film Festival 2022.
Tahun ini, program Layar Indonesiana kembali hadir dan memberikan berbagai fasilitas serta kesempatan yang sama kepada para sineas muda Indonesia. Mulai dari workshop, pendampingan pra produksi, produksi, hingga pasca produksi dengan total biaya pendanaan produksi sebesar Rp.80.000.000,- untuk setiap proyek yang terpilih.
Kesempatan tersebut akan diberikan kepada 10 proyek terpilih yang akan dikurasi secara ketat dan professional oleh para tim kurator. Dengan mengusung tema “Kemanusiaan, Alam, dan Budaya”, Layar Indonesiana 2024 mengajak para sineas berbakat untuk menuangkan ide cerita kereatifnya melalui berbagai perspektif sudut pandang dengan berlatar belakang keragaman karakteristik Indonesia. Para sineas akan diberi ruang untuk berkreasi tanpa batasan dengan tujuan agar dapat menyampaikan pesan dalam menghargai nilai-nilai kemanusiaan, alam, dan budaya dalam kehidupan bermasyarakat.
Dalam agenda Media Gathering dan Screening program Layar Indonesiana yang dilaksanakan di CGV FX Sudirman pada Rabu (28/2), dihadiri oleh beberapa narasumber. Seperti Ahmad Mahendra selaku Direktur Perfilman, Musik, dan, Media, Kemendikbudristek; Ifa Isfansyah selaku Produser, Sutradara Film dan Kurator Program Layar Indonesiana; Yulia Evina Bhara selaku Produser Film dan Kurator Program Layar Indonesiana; Kawakibi Muttaqien selaku Sutradara Film “Malam Terasa Main-Main” dan Alumni Program Layar Indonesiana 2023; dan Sarah Adilah selaku Produser Film “Pau Lipu” dan Alumni Program Layar Indonesiana 2023. Agenda kegiatan ini dilakukan dalam rangka sosialisasi program Layar Indonesiana Kompetisi Produksi Film Pendek yang tengah membuka pendaftaran proposal di tahun 2024 ini.
Direktur Perfilman, Musik, dan Media, Ahmad Mahendra, yang juga menjadi pengampu program Layar Indonesiana Kompetisi Produksi Film Pendek mengungkapkan bahwa animo sineas muda Indonesia untuk ikut berpartisipasi pada Layar Indonesiana terus tinggi di setiap tahunnya. Tercatat pada tahun 2021 total terdapat 310 proposal, kemudian pada tahun 2022 terdapat 443 proposal, dan terakhir pada tahun 2023 total terdapat 675 proposal yang masuk.
“Setiap tahun perjalanan program Layar Indonesiana mendapat animo dari para sineas sangatlah tinggi. Pada tahun 2023 ini puncaknya merupakan capaian tertinggi dalam sejarah perfilman nasional, artinya menunjukkan bukti konkret dari efektifitas strategi dan fasilitas pemerintah dalam mendukung industri film,” tutur Ahmad Mahendra.
Direktorat Perfilman, Musik dan Media berkomitmen terus mendukung dan menguatkan ekosistem film Indonesia melalui talenta-talenta baru dari berbagai daerah di Indonesia. Adapun fasilitas yang diberikan selain bantuan dana produksi, juga terkait dengan pengembangan kapasitas dari talenta-talenta baru tersebut. Mulai dari International Short Course hingga program movielab untuk pra-produksi film yang intens mendapatkan mentoring script writing development dan dilanjutkan dengan mentoring film production. “Harapannya kegiatan positif ini tetap terjaga karena dampaknya untuk pemajuan budaya bagus sekali,” ujar Ahmad Mahendra di Jakarta.
Ia juga menambahkan bahwa program Layar Indonesiana sangat berdampak pada peningkatan film Indonesia di kancah perfilman internasional, sekaligus meningkatkan kualitas sumber daya dalam ekosistem film nasional. “Strategi ini bertujuan untuk menjaga animo penonton, meningkatkan kehadiran film Indonesia di tingkat internasional, dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan produksi film,” pungkasnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Sutradara Film Malam Terasa Main-Main, sekaligus alumni Program Layar Indonesiana 2023, Kawakibi Muttaqien. Ia mengatakan bahwa program Layar Indonesiana memberikan ilmu dan wawasan baru di dunia perfilman, baik itu nasional maupun internasional. “Melalui program Layar Indonesiana ini, tidak hanya kesempatan memproduksi film pendek, tetapi juga mendapatkan ilmu dari para mentor nasional maupun internasional yang bisa mengembangkan kapasitas dan wawasan baru perfilman,” ujar Kawakibi Muttaqien.
Salah satu kurator Layar Indonesiana, Yulia Evina Bhara juga mengungkapkan bahwa Layar Indonesiana akan secara konsisten memberikan pengetahuan yang dalam kepada 10 proposal terpilih mengenai proses kuratorial dalam festival dan pemahaman terkait peran festival film dalam strategi distribusi film pendek. Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang luas bagi para peserta terpilih dari hulu hingga hilir proses pembuatan film.
“Dalam program Layar Indonesiana, telah disiapkan program lengkap yang mendalam dan berkelanjutan. Mulai dari proses produksi untuk mendapatkan result film pendek yang berkualitas yang siap bersaing di kancah Internasional, hingga proses distribusi menjadi debut di kancah Internasional”.
Sebagai informasi, 10 proposal terpilih akan mengikuti beberapa sesi dan tahapan mulai dari pra produksi hingga pasca produksi. Para peserta terpilih akan mendapatkan proses pendampingan pra-produksi yang kemudian akan mendapatkan mentoring Script Writing oleh Temata Studios. Kemudian pada tahap selanjutnya, akan dilakukan pendampingan Film Production, di mana 10 proposal terpilih tersebut akan mendapatkan kesempatan diskusi secara langsung serta pendampingan proses production oleh profesional production mentor masing-masing.
Tak hanya itu, hasil dari produksi program Layar Indonesiana 2024 akan diberi kesempatan debut perdana di Jogja-Netpac Asian Film Festival 2024 (JAFF), serta pendampingan distribusi dan pembiayaan submission pemutaran film festival lokal maupun internasional. Diharapkan, para peserta proposal terpilih dapat merasakan proses secara menyeluruh dan membuka pintu peluang dalam mengembangkan ide-ide yang bersinergi bersama Kemendikbudristek dan mendapatkan inovasi inspiratif dari para sineas nasional dan komunitas film tanah air.