Global

Indonesia Tuan Rumah “The 3rd SOM-MLAT dan The 9th ASLOM WG on AET”, Kerja Sama Timbal Balik dalam Masalah Pidana

(Dutabalinews.com), Indonesia kembali menjadi tuan rumah dua pertemuan penting negara-negara anggota ASEAN yaitu The 3rd Senior Officials’ Meeting of The Central Authorities on Mutual Legal Assistance in Criminal Matters (SOM-MLAT) dan The 9th ASEAN Senior Law Officials Meeting (ASLOM) Working Group on ASEAN Extradition Treaty.

Dalam pertemuan tersebut Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia menjadi focal point. Pertemuan ini memiliki peranan penting bagi Indonesia dan negara anggota ASEAN lainnya khususnya, dalam memfasilitasi dan meningkatkan upaya untuk memerangi kejahatan lintas negara di wilayah ASEAN melalui kerja sama timbal balik dalam masalah pidana.

Selain itu, pertemuan in juga akan membahas Negotiation Draft Text of AT antara negara anggota ASEAN untuk saling menyerahkan pelaku tindak pidana yang melarikan diri.

Demikian antara lain mengemuka dalam kegiatan Press Conference The 3rd SOM-MLAT dan The 9th ASLOM WG on AET yang diselenggarakan pada Selasa (30/4) di Ruang Bima, Intercontinental Bali Resort Jalan Uluwatu 45, Jimbaran, Bali.

Pentingnya template permintaan MLA antarnegara ASEAN untuk memotong proses administrasi dan persyaratan yang rumit dalam penanganan MLA serta menjembatani kebutuhan informasi-informasi spesifik dalam pemenuhan suatu permintaan MLA.
Mempercepat penanganan permintaan MLA antar negara-negara ASEAN, mengingat semakin banyak permintaan MLA khususnya yang terkait tindak pidana pencucian uang dan tindak pidana siber yang membutuhkan kecepatan penanganan. Meningkatkan kepercayaan dunia internasional terhadap penanganan MLA negara-negara ASEAN yang sering dikeluhkan lama, penuh birokrasi dan persyaratan yang rumit.

Dirjen Administrasi Hukum Umum, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Cahyo Rahadian Muzhar, S.H., LL.M. menjelaskan Indonesia memimpin 2 pertemuan penting ASEAN secara back-to-back: the 3rd Senior Officials’ Meeting of the Central Authorities on Mutual Legal Assistance in Criminal Matters (3rd SOM-MLAT): 29 – 30 April 2024. The 9th ASLOM Working Group on the ASEAN Extradition Treaty (9th ASLOM WG on AET): 1 – 3 Mei 2024.

Dibawah kepemimpinan Indonesia, pertemuan berhasil menyepakati Draft Guidelines for Accession of non-ASEAN Member States to the ASEAN MLAT dan instrumen aksesinya. Pertemuan juga mendorong negara-negara ASEAN untuk menyetujui model template pengajuan permintaan MLA se-ASEAN.

Pentingnya guidelines dan instrument of accession:
Membuka peluang negara-negara non-AMS untuk menjadi negara pihak dalam perjanjian MLA se-ASEAN, mengingat negara di wilayah ASEAN menjadi mitra strategis. Memberikan kejelasan dan kepastian kepada negara-negara non AMS terkait business process dan timeline proses aksesi ASEAN MLAT. Memperluas kerangka kerja sama hukum melalui mekanisme MLA ke negara-negara mitra strategis di luar ASEAN. Meningkatkan efektivitas pembentukan perjanjian MLA antarnegara-negara ASEAN dengan negara mitra strategis di luar ASEAN.

Tindak lanjut:

Mendorong negara ASEAN untuk memetakan negara-negara prioritas yang diharapkan dapat mempunyai perjanjian bilateral di bidang hukum dengan negara-negara ASEAN. Negara-negara ini dapat didorong untuk mengaksesi ASEAN MLAT alih-alih membuat perjanjian bilateral masing – masing.

Mendorong negara-negara ASEAN untuk menggunakan model template dalam mengajukan permintaan MLA antarnegara ASEAN.

Terkait dengan 9th ASLOM WG on AET:

Perjanjian ekstradisi se-ASEAN diharapkan dapat dirampungkan tahun ini dan akan menjadi kerangka hukum dan landasan bagi negara-negara ASEAN untuk saling menyerahkan pelaku tindak pidana, terdakwa dan terpidana yang melarikan diri dari satu negara ASEAN ke negara ASEAN lainnya

Pada kesempatan 8th ASLOM WG on AET sebelumnya (ASEAN Headquarters, Jakarta, 26-28 Februari 2024) telah dilakukan third and fourth reading terhadap draf ASEAN Extradition Treaty (AET).

Third Reading atas draf AET dilakukan terhadap Pasal 9 mengenai Additional Information hingga Pasal 26 mengenai Entry Into Force and Denunciation serta meninjau kembali masukan-masukan negara-negara ASEAN pada pertemuan sebelumnya (7th ASLOM WG on AET), yang dilanjutkan dengan fourth reading terhadap Pasal 1 mengenai Obligation to Extradite hingga Pasal 8 mengenai Provisional Arrest.

Pada kesempatan 9th ASLOM WG on AET kali ini, Indonesia akan memimpin perundingan untuk melanjutkan fourth reading atas draf ASEAN Extradition Treaty, yang akan dimulai dari Pasal 9 mengenai Additional Information. (ist)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *