Transformasi Kesehatan Digital: Tantangan dan Harapan di Bali
(Dutabalinews.com), Data yang cepat, tepat, dan akurat menjadi dasar penting dalam perencanaan program kesehatan serta pengambilan keputusan yang tepat dalam pembangunan kesehatan masyarakat.
Demikian diungkapkan Sekda Bali yang diwakili Kadis Kesehatan Prov. Bali Dr. dr. Anom saat membuka acara National Health Talkshow “Optimizing Healthcare Data Governance: Navigating Indonesia’s Digital Health Transition”, Sabtu (18/5) di Denpasar.
Talkshow yang dipandu Ni Made Dian Kurniasari, SKM, MPH menghadirkan narasumber Dr. Ede Surya Darmawan, SKM, MDM (Koordinator Nasional THI), Dr. dr. I K. Suarjana,MPH (Ketua Departemen Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Pencegahan FK Unud) dan dr. Joys Karman Nike Palupi, MMRS, AAK (Asisten Deputi Direksi Jaminan Pelayanan Kesehatan BPJS Regional XI.
Kadiskes dr. Anom menjelaskan saat ini masih menghadapi permasahan dalam pengembangan teknologi data digital seperti infrastruktur, SDM maupun sistem yang terintegrasi.
Untuk itu Dinas Kesehatan selaku pengelola program kesehatan sangat mendukung kegiatan ini dan berharap pengenalan program Transform Health Indonesia dengan mengedepankan tranformasi data kesehatan digital akan sangat membantu kerja dinas kesehatan serta provider pelayanan kesehatan.
Dekan FK Unud Prof. Dr. dr Komang Januartha Putra Pinatih,M.Kes. mengatakan pengembangan data berbasis digital menjadi tantangan dalam pembangunan kesehatan saat ini. “Tapi itu harus dibangun dan kita yakin akan memberikan kemudahan dalam layanan kesehatan yang terintegrasi dan paripurna,” ujarnya.
Dijelaskan dukungan akademisi tentu akan sangat dibutuhkan dan diharapkan dapat berkontribusi aktif dalam transisi transform health berbasis data digital di Indonesia.
Sementara itu Ketua IAKMI Dian Kurniasari SKM, MPH mengatakan pihaknya sangat mengapresiasi kerja sama Tranform Health Indonesia dengan IAKMI Bali dan PSKM FK Univ. Udayana dan mendukung sepenuhnya upaya sosialisasi dan penguatan program digital pada layanan kesehatan.
“Kami sangat berharap layanan digital dapat dimaksimalkan pada layanan primer di puskesmas selain di RS maupun, BPJS- JKN yang sudah berjalan baik saat ini,” ujarnya.
Kepala Badan Khusus Digital Health IAKMI Deddy Darmawan menjelaskan data ini bisa dimanfaatkan untuk kesehatan. Intinya bagaimana warga paham akan kesehatan dan memanfaatkan data kesehatan ini. Deddy mengakui masih ada tantangan dalam upaya ini yakni infrastruktur yang belum merata seperti jaringan internet, listrik, dll. Juga menyangkut kesiapan petugas kesehatan dalam bekerja dengan teknologi digital. (bas)