Ekonomi & Bisnis

Pendampingan BTPN Syariah: Membangun Bisnis dan Menciptakan Lapangan Kerja

Bermula dari pembiayaan Rp5 juta yang diperolehnya dari BTPN Syariah, usaha penjor Ni Luh Mariani semakin berkembang. Ia bahkan dipercaya BTPN Syariah yang mendukung pembiayaan bisnisnya sebesar Rp100 juta. Kini, dalam setahun Mariani yang dibantu suaminya Dody bisa mencetak omzet sekitar Rp500 juta dari penjualan penjornya. Selain unit usahanya bertambah, ibu dua anak ini juga bisa menciptakan lapangan kerja bagi puluhan warga sekitar.

(Dutabalinews.com), Ketekunan sosok Ni Luh Mariani dalam berbisnis membuat usahanya berkembang pesat. Bermodal awal Rp5 juta dari pembiayaan BTPN Syariah, kini bisnis penjor Mariani yang berlokasi di Banjar Tuka Dalung Kuta Utara Badung, omzetnya setahun mencapai Rp500 jutaan.

“Saya berterima kasih kepada Bank BTPN Syariah yang memberikan bantuan pembiayaan juga pembinaan terus menerus sehingga usaha yang saya rintis tumbuh dan berkembang seperti sekarang ini,” ujar Mariani gembira didampingi suaminya I Gede Dody Budiartha saat bertemu jajaran BTPN Syariah Cabang Denpasar di tempat usahanya, Senin (24/6).

Dengan pembiayaan BTPN Syariah yang kini mencapai Rp100 juta, ibu dua anak yang awalnya bekerja sebagai pedagang janur, sekarang bisa menambah lagi unit usahanya termasuk membuka laundry. “Saya juga senang bisa memberi lapangan kerja bagi teman-teman saya, warga di sini,” tambah wanita yang terlihat energik ini.

Apa yang dicapai Mariani tentu juga tidak terlepas dari kerja kerasnya dan dukungan BTPN Syariah. Dengan menjadi sosok nasabah inspiratif bersama BTPN Syariah sejak 2015, ia selalu menerapkan empat perilaku unggul yakni Berani Berusaha, Disiplin, Kerja Keras, dan Saling Bantu (BDKS).

Ni Luh Mariani

Mariani bertutur, ia menekuni usaha penjor sejak tahun 2011. Sebelumnya, ia menjual janur dan sempat membuka salon. Melihat permintaan penjor yang terus meningkat, ia kemudian lebih fokus di bisnis tersebut. Apalagi setelah dibantu pembiayaan dan bimbingan dari BTPN Syariah usahanya makin melonjak. “Mulanya dibantu Rp5 juta, lalu Rp10 juta dan sekarang jadi Rp100 juta,” terang Mariani.

Di bawah bendera bisnisnya “Lumbung Sedana”, penjor Mariani bukan hanya merambah pasar lokal juga hingga Amerika dan beberapa negara lain. Penjornya yang terbilang luar biasa bahkan dipesan untuk event-event besar seperti ketika hajatan G-20 dan beberapa kegiatan lainnya. “Kalau harga penjor bervariasi mulai Rp350 ribu hingga jutaan. Tergantung permintaan,” jelasnya.

Baca Juga :   Mulai 1 Juni, Semua Unit Bisnis Pak Oles Kembali Beroperasi

Dalam pengembangan bisnisnya, Mariani tidak berjalan sendiri.
Ia juga mengajak teman-temannya (ibu-ibu) untuk berusaha dan berkembang sesuai kemampuan dan keinginan mereka. “Kita ada kelompok usaha yang anggotanya sebelas orang dengan jenis usaha yang berbeda. Semuanya dibantu pembiyaan dan bimbingan BTPN Syariah,” tambahnya.

Bertumbuhnya usaha Mariani sebagai nasabah inspiratif tak lepas dari pendampingan yang diberikan oleh para #bankirpemberdaya saat kumpulan. Kumpulan yang digelar setiap dua minggu sekali merupakan wadah bagi BTPN Syariah
mendampingi masyarakat inklusi dengan memberikan akses keuangan berupa layanan perbankan serta akses pengetahuan dengan berbagai program pelatihan dan pendampingan.

“Kumpulan ini juga membuat hubungan ibu-ibu nasabah lebih solid dan kekeluargaan, sehingga saling mendukung satu sama lain dalam membangun usaha dan menggapai impiannya,” jelas
Dony Aditya Darmawan, Kepala Pembiayaan Area Bali dan Kupang BTPN Syariah saat berkunjung ke tempat usaha Mariani.

Camat Kuta Utara I Putu Eka Parmana (kiri)

Menurut Dony, kehadiran nasabah dalam kumpulan menjadi sangat penting untuk memastikan nasabah mendapatkan proses pelatihan dan pendampingan dengan optimal serta manfaat berjenjang untuk mewujudkan hidup yang lebih berarti. “Kita juga ada program kepada nasabah seperti umroh bagi umat muslim dan yang non muslim berupa emas,” tambahnya.

Sementara, dalam kunjungan ke Kecamatan Kuta Utara, Camat Kuta Utara I Putu Eka Parmana menilai pendampingan BTPN Syariah membuat ibu-ibu nasabah terus tumbuh karena diberikan berbagai pelatihan secara rutin. Menurut Parmana pendampingan BTPN Syariah melalui kumpulan juga membuat ibu-ibu nasabah berhasil, lebih pintar mengelola keuangan, lebih berdaya, dan akhirnya mendorong perekonomian keluarga.

Camat mengapresiasi dan mendukung upaya BTPN Syariah dalam memberdayakan masyarakat inklusi, khususnya di Kecamatan Kuta Utara, Bali melalui kumpulan, sehingga terbentuk sosok inspiratif seperti Ibu Mariani. Tak lupa, Camat mengingatkan agar masyarakat memilih lembaga keuangan resmi agar tak terjebak dengan lembaga keuangan ilegal, seperti pinjol ilegal yang membuat masyarakat resah.

Tentang BTPN Syariah

BTPN Syariah merupakan satu-satunya bank syariah yang fokus memberdayakan masyarakat inklusi atau mereka yang belum tersentuh layanan keuangan formal (unbankable). Perempuan menjadi target utama pemberdayaan karena Bank percaya, bila perempuan berdaya maka keluarga pasti berdaya. Adapun dalam memberdayakan masyarakat inklusi, BTPN Syariah tetap menjalankan fungsinya sebagai bank dengan menghimpun dana dari keluarga sejahtera dan kemudian disalurkan sepenuhnya untuk segmen ultra mikro.

Baca Juga :   'Hulu Hilir' Bantu Petani di Masa Pandemi Melalui Konsep Agro Sociopreneurship

Dengan demikian, Bank membuka kesempatan bagi masyarakat umum untuk bersama-sama memberdayakan umat. Program pemberdayaan ini dilakukan oleh petugas lapangan atau Community Officer (CO). Mereka adalah #bankirpemberdaya, perempuan muda lulusan SMA yang terlatih dan memiliki motivasi tinggi dalam mendampingi keluarga prasejahtera produktif di sentra-sentra nasabah dengan mengajarkan empat perilaku unggul, yakni Berani Berusaha, Disiplin, Kerja Keras, dan Saling Bantu (BDKS). Peran #bankirpemberdaya dalam mendampingi masyarakat inklusi di berbagai daerah Indonesia dapat dilihat langsung di Instagram @bankirpemberdaya.btpns.
Dengan fokus bisnis tersebut, BTPN Syariah ikut memberdayakan masyarakat inklusi Indonesia.

Hal ini terbukti dari hasil survei Lembaga Demografi Universitas Indonesia (LDUI) terhadap sebagian nasabah BTPN Syariah secara sampling dan pemantauan internal BTPN Syariah terhadap setiap nasabah. Hasil survei dan pemantauan tersebut menunjukkan bahwa nasabah yang mengalami kemiskinan ekstrem terus menurun dan jumlah keluarga dengan anak bersekolah meningkat. Mari mengambil kesempatan untuk memberdayakan umat melalui BTPN Syariah.

BTPN Syariah didirikan pada 2010 sebagai Unit Usaha Syariah BTPN. Saat ini BTPN Syariah memiliki lebih dari 14 ribu karyawan (96% perempuan dan 50% lulusan SMA) yang telah melayani 7 juta nasabah dengan 4,1 juta nasabah aktif di 255,4 ribu komunitas yang berada di 2.600 kecamatan di 26 provinsi Indonesia. (bas)

Berikan Komentar