Mengolah Limbah Menjadi Karya: 13 Seniman Bali Bersatu dalam Pameran Nyampaht Bali

(Dutabalinews.com), Wakil Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, menghadiri acara Fine Art Exhibition Charity bertajuk “Nyampaht Bali”, yang diselenggarakan oleh Komunitas Malu Dong Kota Denpasar di Hotel Sudamala Resort, Sanur, pada Kamis (10/4). Kegiatan ini digagas sebagai bentuk kolaborasi antara seniman lokal dan komunitas peduli lingkungan dalam rangka mengampanyekan kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah di Bali. Turut hadir dalam kesempatan tersebut, Plt. Camat Denpasar Selatan I.B. Made Purwanasara, Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 DLHK Kota Denpasar I Ketut Adi Wiguna, Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan Kota Denpasar Cok Gde Partha Sudarsana, serta undangan lainnya.

Di sela-sela kegiatan, Wakil Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, menyampaikan apresiasinya atas inisiatif Komunitas Malu Dong yang berhasil menyatukan seni dan misi lingkungan dalam satu wadah yang kreatif dan inspiratif. “Pameran seni ini bukan hanya menyuguhkan keindahan visual, tetapi juga menyampaikan pesan yang kuat tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan, khususnya di Bali. Kami mendukung penuh kegiatan seperti ini, yang mampu membangun kesadaran masyarakat melalui pendekatan seni dan budaya,” ujar Arya Wibawa.

Untuk diketahui, Pameran Nyampaht Bali menampilkan berbagai karya seni dari seniman lokal, yang seluruhnya menggunakan bahan daur ulang dan limbah non-organik. Sementara itu, Ketua Komunitas Malu Dong, Komang Sudiarta, mengatakan bahwa acara yang diselenggarakan selama satu bulan, mulai dari 10 April hingga 10 Mei, merupakan bagian dari rangkaian peringatan HUT ke-16 Komunitas Malu Dong. Perayaan ini dibalut dengan pameran seni rupa bertajuk “Seni untuk Perubahan: Merayakan Keindahan Alam Bali.”

“Pameran istimewa ini merupakan hasil kolaborasi antara komunitas dan seniman lokal Bali, yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan isu lingkungan, khususnya masalah polusi plastik yang semakin meningkat di Bali,” tutur Komang Sudiarta. Lebih lanjut ia menjelaskan, pameran ini bukan sekadar ajang untuk memamerkan bakat seniman lokal, tetapi juga merupakan ajakan bagi kita semua untuk merenungkan hubungan manusia dengan lingkungan.

“Melalui ekspresi kreatif para seniman, kami berharap dapat menginspirasi perubahan dan mengajak masyarakat untuk bergabung dalam gerakan kepedulian terhadap pengurangan sampah plastik serta pelestarian keindahan alam pulau ini. Dalam konteks ini, seni menjadi alat yang sangat kuat untuk meningkatkan kesadaran dan menciptakan dampak yang berkelanjutan,” tambahnya.

Sebanyak 13 karya dari seniman lokal berbakat ditampilkan dalam pameran ini, antara lain: Uuk Paramahita, I Made Gunawan, Eni Astiarini, I Made Somadita, I Nyoman Loka Suara, Made Bayak, Ida Bagus Gde Surya Dharma, Jango Pramartha, Agus Kama Loedin, Made Kaek, Ni Way, Ni Luh Vonidewi, dan A.A. Putu Oka Astika. Pameran ini mengundang para pecinta seni dan aktivis lingkungan untuk berkumpul dan mengapresiasi keindahan Bali melalui perspektif para seniman lokal. “Dengan semangat kolektif, Komunitas Malu Dong mengajak seluruh pihak untuk berperan aktif dalam menjaga kebersihan Bali dan mengurangi sampah demi masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan,” pungkas Komang Sudiarta. (hms)