Puncak Karya Memukur Jero Gede Penatih Berlangsung Khidmat

(Dutabalinews.com), Puncak Karya Memukur Jero Gede Penatih Denpasar berlangsung khidmat bertepatan dengan Tilem Sasih Karo, Sabtu (23/8). Rangkaian acara diawali dengan Upacara Mapurwa Daksina, berjalan mengelilingi Bale Peyadnyan sebanyak tiga kali, dilanjutkan dengan upacara Ngening, hingga Puncak Upakara yang dipuput oleh Ida Pedanda Griya Kutri dan Ida Pedanda Budha Griya Kaliungu.

Hadir sebagai saksi upakara antara lain Wakil Walikota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa, Sekda Kota Denpasar Ida Bagus Alit Wiradana, pengurus Paiketan Arya Wang Bang Pinatih Provinsi Bali, serta undangan lainnya.

Panglingsir Jero Gede Penatih yang juga Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, menjelaskan bahwa upacara Mamukur di Bali bertujuan menyucikan roh seseorang yang telah meninggal agar mencapai kesucian sebagai roh suci. Upacara ini merupakan lanjutan dari Ngaben untuk melepaskan ikatan roh dengan duniawi sehingga dapat bersatu dengan Sang Pencipta.

“Upacara Memukur Jero Gede Penatih ini kami laksanakan sebagai kelanjutan dari upacara Pelebon Ni Jero Samiarsa, yang merupakan ibunda kami. Terdapat 60 pengiring yang berasal dari pasemetonan maupun masyarakat umum. Ini adalah wujud sradha bhakti kami kepada orang tua dan leluhur,” ujar Jaya Negara.

Rangkaian upacara telah dimulai sejak Selasa (19/8) dengan Melapas Peyadnyan dan Nyanggling, dilanjutkan Ngangget Don Bingin, Ngajum, dan Melaspas Puspa pada Kamis (21/8). Puncak Karya digelar pada Tilem Sasih Karo, Sabtu (23/8).

Selanjutnya, rangkaian akan berlanjut dengan Mapralina dan Nganyud ke Segara pada Minggu (24/8) dini hari. Penutup rangkaian adalah Upacara Nyegara Gunung di Pura Goa Lawah, kemudian Meajar-Ajar ke Pura Dalem Puri, Pura Batu Madeg, dan Pura Penataran Agung Besakih pada Selasa (26/8).

“Semoga seluruh rangkaian Karya Memukur Jero Gede Penatih ini berjalan lancar, labda karya, dan senantiasa memberikan kerahayuan bagi umat,” tambah Jaya Negara.

Sementara itu, Wawali Arya Wibawa menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan upacara ini. Menurutnya, karya memukur menjadi wujud sradha bhakti antara puri/jero dengan masyarakat.

“Sinergi ini sangat baik dalam mewujudkan masyarakat Denpasar yang paras paros sarpanaya serta sagilik, saguluk, salunglung sabayantaka, sejalan dengan spirit Vasudhaiva Kutumbakam bahwa kita semua bersaudara. Semoga karya ini menjaga keharmonisan hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesama, serta manusia dengan alam,” ujar Arya Wibawa. (hms)

Baca Juga :  Manfaatkan Dana Abadi Krama, LPD Tangkas Gelar Ngaben Massal