Terima Audiensi Bali IT Community, Rai Mantra Dorong Pemerintah Daerah Dukung Community Based Program untuk Meningkatkan Inovasi Peneliti Muda

(Dutabalinews.com), Anggota Komite III DPD RI, I.B. Rai Dharmawijaya Mantra menyampaikan apresiasi dan dukungannya terhadap Bali IT Community yang secara konsisten mampu menjadi wadah lahirnya talenta-talenta muda di dunia inovasi dan digital.

“Kreativitas dan inovasi adalah modal penting bagi generasi muda dalam menghadapi tantangan dan memaksimalkan peluang di era transformasi digital,” ujar Rai Mantra saat menerima audiensi Tim Bali IT Community pada Selasa (7/10/2025). Kedatangan Tim Bali IT Community dalam rangka keikutsertaannya pada ajang Thailand Inventors Day akhir tahun mendatang.

Thailand Inventors Day merupakan ajang kompetisi dan pameran inovasi internasional dimana inovator dari seluruh dunia mulai dari pelajar hingga profesional akan saling memperkenalkan penemuannya dan menjalin kolaborasi. Pada ajang tersebut, Bali IT Community mengirimkan 3 tim yang merupakan gabungan dari pelajar dan mahasiswa di seluruh Bali.

Dalam pengembangan komunitas serupa, Rai Mantra memandang perlunya community based program yang didukung oleh Pemerintah Daerah untuk meningkatkan modal manusia dalam inovasi-inovasi, khususnya kelompok-kelompok peneliti muda di Bali.

“Langkah ini perlu dipertimbangkan oleh pemerintah sebagai salah satu langkah strategis dalam membangun ekosistem inovasi berbasis komunitas sekaligus mendorong pengembangan human capital yang berdaya saing global,” tambah mantan Walikota Denpasar ini.

Sementara itu, I Ketut Nugraha Swadharma selaku Pembina Bali IT Community menyampaikan ide/karya inovasi yang akan dikompetisikan oleh anak didiknya.
Menurutnya ada tiga penemuan utama.

Pertama, website untuk pencegahan perundungan (bullying) di lingkungan kerja maupun sekolah. Sistemnya berupa QR Code yang akan ditempatkan di toilet. Walaupun masih berupa prototype, tapi sudah digunakan di beberapa sekolah, termasuk SMP Negeri 9 Denpasar.

Kedua, stetoskop untuk mendeteksi gejala penyakit pernapasan dan paru-paru melalui suara. Suara napas pasien akan direkam, lalu dianalisis menggunakan AI untuk mencocokkan gejala yang mirip dengan pneumonia, bronkitis, asma, maupun penyakit paru kronis.

Yang ketiga adalah Quit Smoke, yaitu aplikasi terapi untuk berhenti merokok secara mandiri hanya dengan mendengarkan audio sugesti. Di dalam aplikasi ini juga ada terapi EFT (Emotional Freedom Technique) untuk membantu mengatasi kebiasaan merokok atau vape di kalangan remaja maupun orang dewasa tanpa menggunakan obat-obatan.

Baca Juga :  Digelar Mahasiswa ITB STIKOM Bali, Konjen Jepang Buka Javanese Festival V

“Kami tertarik mengangkat kasus bullying, karena tingkat bunuh diri (suicide rate) di Bali termasuk tinggi. Awalnya Yogyakarta menempati posisi teratas, tapi ternyata Bali sempat menyalip. Bullying menjadi salah satu penyebab utamanya,” ujarnya.

Menurutnya, sudah beberapa sekolah bahkan dari luar Bali telah mencoba aplikasi ini. Perkembangannya luar biasa. Sebelum ada aplikasi ini, sempat ditemukan goresan-goresan di tangan siswa. Sekarang sudah tidak ada lagi kasus seperti itu di sekolah tersebut. Karena sistemnya anonim, siswa cukup pergi ke toilet sekolah, lalu scan QR Code dan menceritakan permasalahannya secara anonim.

Laporan itu kemudian diproses dan diverifikasi oleh pihak BK atau petugas yang menangani bidang kekerasan dan bullying di instansi tersebut. Setelah diverifikasi, barulah ditangani oleh pihak terkait.

“Kami juga sudah membangun kemitraan. Misalnya, dengan psikolog klinis, atau instansi terkait seperti Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, bahkan KPAI.
Selain itu, setiap sekolah juga memiliki kemitraan masing-masing. Misalnya, sekolah A bekerja sama dengan pihak tertentu, sekolah B dengan pihak lain. Jadi nanti akan disarankan ke mitra yang sesuai,” ungkapnya.

Ia berharap inovasi-inovasi ini bisa memberikan manfaat bagi masyarakat, menekan kasus bunuh diri akibat perundungan, dan membantu Indonesia menuju kondisi yang lebih sehat seperti Singapura yang sudah bebas rokok dan vape di banyak area publik. Selain itu, untuk bidang kesehatan, semoga alat deteksi dini ini bisa membantu menemukan penyakit pernapasan lebih awal sebelum mencapai stadium berat.

Selama ini pihaknya terus berkoordinasi dengan pemerintah, khususnya Wali Kota Denpasar dan OPD terkait, dan responnya sangat positif. Semua pihak mendukung inovasi anak-anak, termasuk Dinas Pendidikan. Dukungan juga datang dari orangtua dan komite sekolah, yang sangat mengapresiasi kreativitas para siswa.

Inovasi ini hadir sebagai respons terhadap minimnya ruang aman bagi korban untuk bercerita –yang selama ini menjadi salah satu faktor meningkatkanya depresi dan penyumbang kasus bunuh diri di Bali.

“Dengan kehadiran inovasi yang terintegrasi dengan Bimbingan Konseling (BK), dapat disampaikan secara anonim serta ditempatkan pada ruang aman dan tertutup seperti Toilet. Diharapkan langkah ini dapat menjadi solusi nyata dan langkah preventif terhadap permasalahan sosial yang selama ini terjadi,“ ujar Andre Wahyu, penggagas Bullfight.

Baca Juga :  Astra Motor Bali Edukasi Pelajar #Cari Aman dalam Berkendara

Salah satu inovator muda Bali IT Community, Cinta Darmayanthi yang merupakan siswa SMP Negeri 9 Denpasar menyampaikan keikutsertaannya dalam ajang Thailand Inventors Day merupakan kesempatan berharga untuk menambah pengalaman akademiknya serta berharap agar inovasi yang dihasilkan dapat bermanfaat untuk masyarakat.

Bali IT Community merupakan komunitas yang telah terbentuk sejak tahun 2019 yang menjadi wadah bagi pelajar dan mahasiswa di seluruh Bali untuk berkreasi di bidang inovasi dan teknologi digital. (ist)