Dari Penyerapan Aspirasi Rai Mantra: MBG Berdayakan Masyarakat, Tingkatkan Minat Anak ke Sekolah dan Perlunya Tester Makanan
(Dutabalinews.com), MBG (Makan Bergizi Gratis) memberi dampak positif seperti memberdayakan masyarakat dan mampu meningkatkan minat anak ke sekolah selain meningkatkan kesehatan anak dengan pemenuhan kebutuhan gizi. Meski demikian penting ada tester makanan sebelum disajikan. Demikian antara lain mengemuka saat Anggota Komite III DPD RI I.B. Rai Dharmawijaya Mantra melakukan kunjungan lapangan untuk menyerap aspirasi sekaligus melakukan fungsi pengawasan terkait pelaksanaan UU Nomor 17 Tahun 2023, khususnya berkaitan dengan Makan Bergizi Gratis (MBG), Rabu (8/10).
Dalam kunjungan ke Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) Pemecutan, SPPG Sidakarya dan SLB Negeri 2 Denpasar, Rai Mantra menyampaikan apresiasinya terhadap pelaksanaan di lapangan. “Dari keliling saya kira ini kemitraan yang wajib direkomendasi. Dari lay out, dari pemberdayaan masyarakat lokal, saya rasa ini sudah mendekati standarisasi yang ditetapkan oleh BGN, termasuk juga masalah hygiene dan sanitasi,” ujarnya.
Didampingi Kepala Balai Besar POM di Denpasar, Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga Kota Denpasar, Dinas Kesehatan Kota Denpasar, Kepala SPPG Denpasar, Perbekel/Lurah setempat serta mitra BGN, Rai Mantra menyampaikan pengawasan ini dilakukan sebagai tindakan preventif dalam menanggapi kejadian secara nasional sekaligus menyerap masukan dari daerah.
“Mudah-mudahan di Bali tidak ada kejadian seperti itu, saya lihat Satuan Tugas (Satgas) Daerah juga sudah berfungsi dengan baik,” tambah mantan Walikota Denpasar ini. Pada kunjungan di SLB Negeri 2 Denpasar, salah satu orangtua siswa menyambut baik dan mengapresasi pemberian MBG di sekolah. Dikatakan pemberian MBG ini mampu meningkatkan minat anak untuk sekolah.
“Saya rasa ini perlu dilanjutkan dan perlu dilakukan survei terkait masalah keinginan makanan anak-anak. Ketika anak-anak tertarik datang ke sekolah, Negara akan mendapatkan suatu ukuran pendidikan utamanya dalam mengentaskan/meminimalisir angka putus sekolah,” ungkap, Rai Mantra.
Sementara itu Kepala Balai Besar POM di Denpasar Dra. I Gusti Ayu Adhi Arypatni,Apt yang turut mendampingi menyampaikan salah satu usulan penting bagi Badan Gizi Nasional (BGN) yakni terkait penyediaan tester makanan. “Kami mengusulkan kepada BGN, kepada seluruh SPPG untuk menyediakan tester, yang jumlahnya tidak perlu sama (satu ompreng) cukup kecil, namun mewakili seluruh menu yang disajikan,” ungkapnya.
Menurutnya, tester makanan tersebut dapat digunakan untuk uji organoleptik – metode pengujian menggunakan panca indra meliputi bau, rasa, warna oleh guru sebelum dibagikan ke anak didik. Ini merupakan langkah preventif sekaligus merupakan bagian dari mitigasi risiko.
Dalam kunjungan di SPPG Pemecutan dan Sidakarya, ditemukan satu permasalahan yang sama yakni terkait sumber daya manusia. Terjadi turn over karyawan/pekerja yang cukup tinggi serta kekurangan sumber daya manusia (tenaga ahli) yang kompeten pada bidang yang dibutuhkan.
“Satu, memang masalah UMR harus terpenuhi dengan baik, termasuk BPJS Ketengakerjaan dan BPJS Kesehatan. Kedua, perlu ada keterlibatan community college yakni sekolah-sekolah vokasi terutama sekolah pariwisata dengan kualifikasi yang dibutuhkan,” ujarnya.
Diharapkan Makan Bergizi Gratis ini dapat berlanjut dengan selalu memperhatikan standar hygiene, sanitasi serta keamanan dan kelayakan pangan. SPPG juga dapat melakukan variasi menu untuk meningkatkan daya tarik dan mengurangi food waste. (ist) Terkait usulan Kepala Badan POM di Denpasar untuk menyediakan tester, Rai Mantra mengatakan melakukan pengawasan ini untuk tindakan preventif.
“Mudah-mudahan di Bali tidak ada kejadian seperti itu, saya lihat Satgas daerah juga sudah berfungsi dengan baik. Ada beberapa hal yang memang harus direkomendasikan, seperti tester yang saya rasa tidak memerlukan cost tinggi, tapi manajemen risikonya sudah terdistribusi dengan baik,” ujarnya.
Demikian pula pendapat orangtua siswa menyatakan MBG ini sangat baik sekali dan menyebabkan anak pingin sekolah, menurut Rai Mantra sepakat program ini perlu dilanjutkan dan perlu dilakukan survei masalah keinginan makanan anak-anak ini bisa terpenuhi, karena ini menjadi daya tarik bagi anak-anak untuk sekolah.
Ketika anak-anak tertarik datang ke sekolah, negara akan mendapatkan suatu ukuran pendidikan, mengentaskan/meminimalisir angka putus sekolah. Terkait SDM, pertama masalah UMR harus terpenuhi dengan baik. Kedua, terkait BPJS Tenaga Kerja dan Kesehatan.
“Saya rasa juga perlu melibatkan sekolah-sekolah vokasi terutama sekolah pariwisata yang memiliki jurusan cook dan juga pelayanan-pelayanan yang dibutuhkan untuk bisa magang atau paling tidak Satgas ini bisa memberikan syarat kompetensi yang dibutuhkan sehingga kesempatan kerja bukan hanya di perhotelan, di catering juga akan terbuka. Dan ini akan juga ada transfer knowledge di sana,” pungkas Rai Mantra. (ist)