FHI 2025 Rayakan Persahabatan Dunia Melalui Bahasa Indonesia
(Dutabalinews.com), Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Pusat Pemberdayaan Bahasa dan Sastra, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa sukses menyelenggarakan Festival Handai Indonesia (FHI) 2025 di Jakarta, Senin (27/10). Ajang internasional tahunan ini kembali menjaring talenta – talenta terbaik dari warga negara asing yang fasih berbahasa Indonesia dan mendalami budaya, yang disebut Handai Indonesia.
Kegiatan ini diadakan untuk menyediakan wahana unjuk kemahiran dan kreativitas warga negara asing dalam bertutur dan menulis kreatif dengan menggunakan bahasa Indonesia. Dalam sambutannya, Kepala Badan Bahasa, Hafidz Muksin, menyampaikan apresiasi yang tulus atas semangat dan ketekunan para nomine peserta terbaik FHI 2025 dalam belajar bahasa Indonesia.
Mereka berusaha membuktikan kemampuan dan kreativitasnya dalam menggunakan bahasa Indonesia sehingga dapat menjadi nomine peserta terbaik dalam festival ini.
“FHI dirancang untuk memanfaatkan bahasa Indonesia sebagai sarana, yang tidak hanya mendekatkan warga dunia dengan Indonesia, tetapi juga saling menghubungkan di antara warga dunia untuk secara bersama-sama lebih memahami Indonesia. Melalui lomba-lomba bertutur kreatif dengan menggunakan bahasa Indonesia dalam festival ini, para handai Indonesia, bestie-nya Indonesia, atau best friends of Indonesia menunjukkan keluasan wawasan, kelapangan perasaan, dan kedalaman pemahaman mereka tentang Indonesia yang patut diberi apresiasi,“ ungkapnya.
FHI keenam ini sudah diselenggarakan sejak tahun 2020 dan terus mengalami perkembangan dari segi format penyelenggaraan dan jumlah peserta. Tahun ini, FHI menghadirkan format penyelenggaraan yang berbeda dari tahun sebelumnya.
FHI 2025 menerapkan sistem penilaian satu tahap melalui pengiriman karya video secara daring. Hal ini sedikit berbeda dengan FHI 2024 yang menggunakan sistem penilaian berjenjang dengan babak penyisihan dan babak final. Perubahan ini dirancang untuk memberikan kesempatan yang lebih luas bagi handai Indonesia di seluruh dunia untuk berpartisipasi dalam festival ini.
FHI 2025 dilaksanakan melalui lima jenis lomba berbahasa Indonesia, yaitu lomba bercerita, bernyanyi, berpantun, berpidato, dan berpuisi. Jumlah pendaftar FHI 2025 sebanyak 436 orang yang berasal dari 60 negara. Karya peserta berupa video penampilan dikirim secara daring kepada panitia, kemudian dinilai oleh dewan juri dan dihasilkan 35 orang nomine peserta terbaik yang berasal dari 23 negara.
Secara alfabetis 23 negara tersebut ialah sebagai berikut: Afganistan, Amerika Serikat, Argentina, Australia, Filipina, India, Italia, Jepang, Kamboja, Kirgiztan, Korea Selatan, Malaysia, Pakistan, Peru, Republik Demokratik Kongo, Rusia, Sudan, Thailand, Timor Leste, Turki, Uzbekistan, Vietnam, dan Yaman.
Para nomine tersebut berprofesi, antara lain, sebagai mahasiswa, guru, sukarelawan, pemengaruh, profesional, pegawai pemerintah negara sahabat, dan pegawai kedutaan negara sahabat di Indonesia.
Untuk memberikan apresiasi kepada 35 orang nomine peserta terbaik FHI 2025, pada 25-31 Oktober 2025 dilaksanakan kegiatan Apresiasi FHI 2025 di Jakarta. Sementara itu, pada 27 Oktober 2025 dilaksanakan acara Puncak Apresiasi FHI 2025 untuk memberikan penghargaan peserta terbaik I—III dari setiap lomba. Berikut data peserta terbaik I—III setiap lomba dalam FHI 2025 yang menerima penghargaan dari Badan Bahasa, Kemendikdasmen.
Dalam laporan pada acara Puncak Apresiasi FHI 2025, Kepala Pusat Pemberdayaan Bahasa dan Sastra, Iwa Lukmana menyampaikan banyaknya jumlah handai Indonesia yang berpartisipasi dalam FHI 2025 tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, terutama Kementerian Luar Negeri melalui Direktorat Diplomasi Publik dan Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri, termasuk para Atase Pendidikan dan Kebudayaan, lembaga penyelenggara program pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) di dalam dan luar negeri, serta para pengajar dan pegiat BIPA.
Bagi peserta FHI 2025, ajang ini bukan sekadar lomba, melainkan tempat untuk menjalin persahabatan dan merayakan keberagaman. Salah seorang peserta terbaik lomba bernyanyi dalam FHI 2025, Kristen D., penggemar dangdut asal Amerika Serikat yang pernah berduet dengan Sang Raja Dangdut, H. Rhoma Irama, menyampaikan rasa bangganya menjadi salah satu peserta FHI.
“Sebagai penyanyi dangdut dari Amerika, saya belajar bahasa Indonesia secara daring seminggu sekali dengan tutor dari Indonesia. Saya mengikuti FHI karena ingin menambah pengalaman baru dan mempraktikkan bahasa Indonesia saya, terutama dalam bernyanyi. Di sini saya senang sekali karena bertemu dengan banyak orang dari berbagai negara yang sama-sama belajar bahasa Indonesia. Banyak dari mereka yang juga menyukai dangdut.
Salah satu nomine peserta terbaik lomba berpidato FHI 2025 adalah Takumi Nakamura, mahasiswa Bahasa Indonesia asal Jepang. Ia mengikuti FHI karena termotivasi oleh pengalamannya sebagai mahasiswa pertukaran di Universitas Indonesia dan keterlibatannya dalam teater Laskar Pelangi. “Saya ingin mengikuti FHI untuk memberikan pendapat saya tentang pendidikan Indonesia,” katanya.
Sastrawan Agus Sarjono (Juri Lomba Berpuisi) mengaku kaget melihat keseriusan peserta dari berbagai negara. “Orang luar negeri bisa mengenal Indonesia dengan cara yang unik dan ramah lewat karya sastra. Penyelenggaraan FHI ini merupakan cara yang luar biasa untuk memperkenalkan Indonesia ke seluruh dunia,” tuturnya.
Juri Lomba Bercerita, Awam Prakoso, menambahkan bahwa FHI adalah perayaan persahabatan antarbangsa. “Festival ini membuktikan bahwa bahasa Indonesia bisa menjadi jembatan budaya yang menghubungkan dunia dengan Indonesia. Peserta telah menjadi duta persahabatan Indonesia,” pujinya.
Dalam kesempatan acara Puncak Apresiasi FHI 2025 tersebut, Badan Bahasa, Kemendikdasmen juga menyampaikan penghargaan kepada sejumlah Perwakilan Republik Indonesia (PRI) di 10 negara dengan kategori pemelajar BIPA terbanyak.
Kesepuluh negara dengan PRI yang aktif mengembangkan program pembelajaran BIPA tersebut ialah Amerika Serikat, Australia, Filipina, India, Jerman, Korea Selatan, Mesir, Thailand, Timor Leste, dan Vietnam. Selain itu, penghargaan khusus diberikan kepada Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Kairo, Mesir atas kinerja dan dedikasi dalam menuntaskan pendirian Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir. (ist)
