Reses Dr. Made Mangku Pastika, M.M., Lebah Dukung Pengembangan Pertanian dan Kesehatan
Dengan membantu melakukan proses penyerbukan pada bunga, lebah berkontribusi besar dalam pertanian untuk ketahanan pangan umat manusia.
(Dutabalinews.com), Anggota DPD RI Dapil Bali Dr. Made Mangku Pastika,M.M. menyatakan ketertarikannya terkait bagaimana lebah bisa ikut dalam menyelamatkan dunia. Bahkan banyak negara memanfaatkan lebah baik sisi ekonomi maupun sebagai objek wisata seperti halnya New Zealand.
“Di saat pandemi ini, manfaat madu bagi kesehatan sangat bagus. Kelapa muda dicampur telur ayam, madu serta daun sirih khasiatnya luar biasa. Orang yang sakit keras bisa sembuh dengan ramuan itu,” jelas Mangku Pastika saat reses via vidcon, Sabtu (24/7) di DPD RI Perwakilan Bali.
Reses mengangkat tema “Pemberdayaan Lebah sebagai Upaya Penyelamatan Dunia” yang dipandu Tim Ahli Nyoman Baskara didampingi Ketut Ngastawa dan Nyoman Wiratmaja menghadirkan narasumber praktisi lebah serta kalangan akademisi.
Dalam paparannya Mangku Pastika menyambut baik pengembangan lebah dengan menerapkan pertanian organik. Program pemberdayaan lebah sejalan dengan program Simantri yang menghasilkan berbagai produk organik. Program ini bisa ditambah dengan berdayakan lebah. “Jika model Simantri diteruskan, maka gerakan ekonomi rakyat akan tumbuh,” ujar mantan Gubernur Bali dua periode ini.
Narasumber Kelompok Sahabat Lebah Wayan Adriana yang akrab disapa Yan Bali mengaku memelihara lebah 7 tahun dan merasakan manfaatnya. “Sejak ‘hidup’ bersama lebah penyakit saya sembuh dan tak pernah sakit dalam beberapa tahun ini. Keluarga saya juga merasakan manfaat memelihara lebah ini. Ini juga sudah dilalukan para leluhur sejak dulu. Menghirup aroma lebah dapat menjaga daya tahan tubuh. Jadi kalau mau sehat pelihara lebah di lingkungan kota beraktivitas,” jelasnya.
Namun diakui keberadaan lebah banyak menghadapi tantangan baik karena parasit, over eksploitasi, adanya penggunaan pestisida serta pengaruh iklim. Ia juga mengkhawatirkan masuknya lebah luar ke Bali bisa membawa penyakit. Karena itu perlu ada regulasi tentang jual-beli untuk melindungi lebah di Bali. Penelitian di Inggris ada 17 spesies lebah yang punah. Di Hawaii juga ada yang punah. “Lebah sampai punah dampaknya jauh lebih besar dari covid,” tambahnya.
Yan Bali menyebutkan racun lebah (venom) yang masuk saat menyengat tubuh langsung jadi obat dan ini tidak bahaya. Lebah juga dimanfaatkan untuk mencegah penuaan dini. Sejak dulu ada terapi sengat lebah. Di dunia ada 20 ribu jenis lebah tapi tak semua menghasilkan madu.
Diakui masyarakat umum lebih mengenal madu dari lebah saja. Mereka belum tahu manfaat lainnya yang jauh lebih besar baik untuk keberlanjutan lingkungan hidup dan kesehatan. Bali memiliki tiga jenis lebah yang menghasilkan madu, yakni Lebah Apis Cerana, Lebah Apis Dorsata, dan Lebah Trigona atau umum disebut kele/kekele/kele-kele. Selain berperan membantu penyerbukan, lebah merupakan penghasil madu, serbuk sari (polen), royal jelly, propolis serta lilin lebah yang sangat bermanfaat bagi beragam kesehatan dengan nilai ekonomis tidak kecil.
Sementara itu, Dosen Pertanian Unud Putu Sudiarta mengakui manfaat lebah begitu besar bagi kehidupan, khususnya untuk pertanian. Maka diperlukan pengembangan pertanian yang ramah lingkungan dan tanaman yang beragam.
Hal senada diungkapkan Dosen Pertanian Unud Dr. Alit Susanta Wirya bahwa berkat lebah memudahkan penyerbukan tanaman. Untuk itu diperlukan pengembangan koloni lebah yang lebih banyak.
Guru besar Universitas Negeri Yogyakarta
Prof. Dr. I Gusti Putu Suryadarma memberikan apresiasi terhadap dedikasi Yan Bali dalam menekuni dunia lebah. Menurutnya ilmu pengetahuan tidak harus didapat dari kampus tetapi bisa belajar dari orang yang ahli di lapangan.
Di akhir acara Mangku Pastika yang diwakili Ketut Ngastawa menyerahkan bantuan sembako kepada kelompok petani. (bas)