Prebekel Pemogan Keluhkan Banyak Gorong-gorong Rusak Akibat Banjir
(Dutabalinews.ckm),Prebekel Desa Pemogan, Denpasar Barat Made Suwirya mengeluhkan banyaknya gorong-gorong yang rusak dan berlubang. Ketika musim hujan tiba akan terjadi luapan air yang mengakibatkan terjadinya banjir.
Seperti di Jalan Griya Anyar, Desa Pemogan, kalau ke barat jalannya bagus dan sudah banyak yang dihotmix, sebab daerah tersebut merupakan daerah tapal batas antara Denpasar dan Badung. “Ketika berjalan ke timur, justru keadaanya berbeda. Jalannya hancur dan gorong-gorong banyak yang rusak, serta tidak berfungsi dengan baik yang menyebabkan banjir ketika musim hujan tiba,” kata Suwirya, Rabu (18/1).
Dengan melihat kondisi yang seperti itu tentu selaku prebekel tidak bisa berbuat banyak. Itu dikarenakan keberadaan gorong-gorong disana belum tertangani dengan baik. Menurut Suwirya ini kasus sudah lama, dan sempat dilakukan pengecekan. Namanya juga sebatas dicek saja, namun tidak ada kelanjutannya.
“Semoga dari Dinas PU terkait permasalahan gorong-gorong ini segera bisa ditangani agar ke depannya ketika musim hujan tiba tidak terjadi banjir,” imbuhnya. Prebekel Suwirya juga menyinggung soal sampah yang ada di wilayah Desa Pemogan sudah teratasi. Namun yang masih menjadi kendala adalah keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM), sebab semakin tinggi pelanggannya, maka jumlah SDM yang dibutuhkan akan bertambah.
“Kita disini masih butuh penambahan SDM, dan sewaktu-waktu juga butuh penambahan mesin pengolah atau penyacah sampah. Itu dikarenakan di Desa Pemogan jumlah penduduknya semakin meningkat. Apalagi dengan 15 banjar yang dimiliki saat ini, belum lagi keberadaan jumlah penduduk non hindu yang jumlahnya tidak sedikit,” terangnya.
Suwirya menambahkan terkait persoalan sampah hendaknya pemerintah juga harus tegas dalam membuat aturan terutama aturan dalam Peraturan Walikota (Perwali) tentang cara pemilahan sampah organik dan non organik. Kalau di Perwali belum ditegaskan, maka sering apapun kita melalukan sosialisasi terkait sampah hasilnya pasti sama.
Apalagi untuk merubah ke hal baru rasanya masih agak sulit dengan melihat kebiasaan masyarakat yang tidak begitu mau melakukan pemilahan sampah organik dan non organik. “Semoga dalam hal ini aturan Perwali bisa lebih dipertegas lagi. Ini juga demi kebaikan kita bersama dalam menjadikan wilayah atau lingkungan lebih bersih, asri, dan nyaman, dan terbebas dari sampah,” pungkasnya. (sus)