Menuju Bali Mandiri: Peran Sinergi Antara Pengusaha Lokal dan BUMDes
(Dutabalinews.com), Anggota DPD RI dapil Bali Dr. Made Mangku Pastika, M.M. mengajak pengusaha (lokal) menjalin sinergi dan bergerak bersama dalam mengembangkan potensi yang ada.
“Saya lihat Bali ini banyak memiliki kelebihan dan potensinya sangat besar. Tapi masih kalah dengan yang lain padahal potensinya tidak sebesar yang kita miliki dan mereka bisa lebih makmur. Kenapa,” ujar Mangku Pastika saat Reses dengan sejumlah pelaku ekonomi, Jumat (12/4) di Tati Mart Jalan Cekomaria Denpasar.
Penyerapan aspirasi yang menghadirkan Dirut Jamkrida Bali Mandara, Holding BUMDes, JINOM dan jajaran Koperasi Bali mengangkat tema “Eksistensi Bumdes dan Realisasi Desa Mandiri Internet” dipandu Tim Ahli Nyoman Baskara, Ketut Ngastawa dan Nyoman Wiratmaja.
Mangku Pastika menambahkan perlunya keterpaduan antara berbagai pihak untuk saling mendukung. Agar usaha lancar tidak bisa berjalan sendiri-sendiri, harus bergerak bersama dan ada yang mengorkestrasinya. Sebab Bali memiliki banyak tokoh dan pelaku usaha yang bekerja keras, tapi tak terlihat. Hanya mereka tak mau mengekspos diri (‘mengkeb’ -red).
“Jadi kalau yang lain bisa maju padahal potensinya tidak sebesar kita, itu karena kita tidak ada keterpaduan, masih jalan sendiri sendiri. Ini kelemahan kita. Amerika negara besar kementeriannya cuma belasan tapi bisa besar, juga Singapura,” ujar mantan Gubernur Bali dua periode ini mencontohkan.
Di Bali, potensi desanya sangat luar biasa. Seperti Canggu Badung, aset LPD-nya saja Rp 750 miliar. Juga desa-desa lainnya. “Ini artinya dana masyarakat sangat banyak. Jadi harus ada yang bisa turut mengelolanya, warga bisa berinvestasi di wadah yang tepat. Jangan sampai mereka masuk ke investasi bodong yang akhirnya merugikan,” ujar Mangku Pastika seraya mencontohkan beberapa kasus investasi bodong dengan nilai miliaran yang akhirnya merugikan warga.
Holding BUMDes I Gusti Ngurah Raka Sumarjana mengakui potensi BUMDes di Bali luar biasa. “Tinggal bangun kualitas SDM dan entrepreneur karena fasilitas pendukung sudah tersedia,” ujar Ngurah Raka yang puluhan tahun berkecimpung di perbankan ini.
a mengatakan membangun mesti mulai di desa. Kalau desa sudah maju maka negeri ini akan makmur. “Jadi sekarang ini bagaimana BUMDes bisa lahirkan entrepreneur-entrepreneur untuk membangun desanya. BUMDes untuk menciptakan wirausaha, untuk itu harus ada contoh dan pendampingan,” ujarnya. Ia juga berharap Bali dengan segala kelebihannya perlu mempunyai perusahaan investasi. Sehingga bisa investasi (memiliki saham) di bisnis strategis seperti airport dan proyek-proyek lainnya.
Saat ini ada 640 lebih BUMDes di Bali. Ini sangat potensial dan prospektif. Dari jumlah tersebut baru sekitar 240 BUMDes yang gabung di Holding BUMDes. Potensi desa ini kalau dikelola dengan baik bisa ‘go international’.
Sementara itu Dedy dari JINOM yang bergerak di industri telekomunikasi berharap bisa melayani warga di kampung yang belum ada akses internet. JINOM sudah beroperasi secara nasional dengan layanan banyak tersebar di Jawa serta Bali. “JINOM beri layanan internet cepat, murah dan sharing jaringan,” jelasnya. Hal senada disampaikan rekannya Indra dari JOIN yang mendorong desa bisa berbisnis menjual internet untuk menambah pendapatan desa.
Dirut Jamkrida Bali Mandara Ketut Widiana Karya pada kesempatan tersebut mengatakan BUMDes sangat potensial untuk dibina dan didampingi. “Kami sangat senang bekerja sama dengan BUMDes sehingga UMKM bisa berkembang. “Jamkrida tidak saja penjaminan tetapi juga pendampingan manajemen UMKM. Ini usaha yang prospektif,” jelas Widiana Karya. (bas)