Ekonomi & Bisnis

Petani Milenial dan Inovasi Teknologi: Kunci Ketahanan Pangan Indonesia

(Dutabalinews.com), Kementerian Pertanian RI (Kementan) menyatakan ketahanan nasional harus dilandasi oleh kedaulatan pangan dan ketersediaan pangan yang tidak boleh bermasalah. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (PPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi saat membuka acara Rembug Utama dan Expo KTNA Nasional di Tabanan, Bali.

“Swasembada dapat dicapai jika produksi mampu digenjot. Dan untuk menggenjot produksi pangan mesti dilakukan dengan inovasi,” tegas Kepala Badan PPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi.

Lebih lanjut Dedi Nursyamsi menegaskan inovasi di bidang pertanian mesti disebarkan ke berbagai daerah. Terlebih saat ini mulai banyak petani millenial yang melek teknologi yang akan menjadi generasi penerus petani Indonesia.

Arahan Kementan untuk menyebarkan inovasi pertanian mendapatkan dukungan dari berbagai pihak. Salah satunya Syngenta Indonesia yang berkomitmen untuk mendukung Pemerintah dalam mencapai swasembada pangan nasional melalui inovasi pengembangan benih jagung unggul berkualitas, termasuk jagung bioteknologi dengan keunggulan ganda.

“Syngenta terus berinovasi dalam mengembangkan varietas benih hibrida terbaru yang berkualitas tinggi dan memberikan nilai tambah bagi petani Indonesia, terutama dalam hal hasil panen. Salah satu varietas benih hibrida baru yang kami luncurkan adalah produk jagung bioteknologi dengan keunggulan ganda, yaitu tahan terhadap penggerek batang dan toleran terhadap herbisida glifosat. Inovasi ini merupakan bagian dari upaya kami untuk mendukung swasembada jagung nasional. Selain itu, Syngenta juga mendukung program bantuan benih pemerintah,” tutur Imam Sujono, Seed Marketing Head Syngenta Indonesia, di sela acara Rembug Utama dan Expo KTNA Nasional 2024.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi jagung pipilan kering dengan kadar air 14 persen pada 2023 mencapai 14,77 juta ton. Pemerintah terus mendorong peningkatan produksi jagung nasional guna mencapai swasembada pangan. Peningkatan produksi ini sejalan dengan target Indonesia sebagai lumbung pangan dunia pada tahun 2045, di mana Indonesia diharapkan tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri tetapi juga dapat mengekspor ke luar negeri. Untuk mencapai target tersebut, selain lahan pertanian yang luas dan subur, juga diperlukan peningkatan sumber daya manusia (SDM), regenerasi petani, infrastruktur yang memadai, regulasi yang baik, dan inovasi teknologi pertanian.

Penggunaan benih unggul berkualitas tinggi merupakan kunci utama keberhasilan swasembada pangan. Tanpa benih berkualitas, petani tidak akan mampu mencapai produksi optimal, terutama di tengah tantangan perubahan iklim, keterbatasan pupuk, dan serangan hama serta penyakit tanaman.

Untuk membantu petani menjawab tantangan tersebut, Syngenta berinovasi dengan mengembangkan benih jagung bioteknologi. Pada awal 2024, Syngenta telah meluncurkan dan memasarkan NK Pendekar Sakti, benih jagung bioteknologi pertama di Indonesia yang memiliki keunggulan ganda. Varietas yang sudah dinanti-nanti petani ini tahan terhadap penggerek batang (Asian corn borer/Ostrinia furnacalis) dan toleran terhadap herbisida glifosat.

Dengan keunggulan ganda tersebut, petani mendapatkan tiga manfaat sekaligus. Pertama, MUDAH dalam merawat tanaman dari gulma dan serangan hama penggerek batang. Kedua, MURAH dalam biaya usaha tani karena lebih sedikit menggunakan pestisida dan juga biaya tenaga kerja. Ketiga, MENINGKATKAN HASIL karena kehilangan hasil dari kompetisi nutrisi antara gulma dan jagung serta kerusakan dan penurunan hasil panen akibat serangan hama penggerek batang dapat dihindari secara bersamaan.

“Adanya benih bioteknologi ini sejatinya sudah ditunggu petani karena memberikan kemudahan dalam budidaya jagung dan menawarkan biaya usaha tani yang lebih murah. Sehingga tidak hanya mengoptimalkan hasil panen kami, tetapi bagaimana kami dapat bersaing dengan petani-petani dari negara lain,” kata Abu Bakar, petani jagung asal Jember, Jawa Timur.

Inovasi yang dilakukan oleh Syngenta dalam mendukung pemerintah mencapai swasembada pangan ini juga mendapat sambutan baik dari KTNA. M Yadi Sofyan Noor, Ketua KTNA Nasional, mengatakan bahwa petani anggota KTNA yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia memiliki komitmen kuat untuk meningkatkan produksi komoditas lokal guna mencapai swasemba pangan nasional.

“Kami memberikan apresiasi terhadap Syngenta yang terus mendukung petani Indonesia dalam upaya meningkatkan produksi komoditas pangan, khususnya komoditi jagung. Tidak hanya menyediakan benih jagung unggul berkualitas tinggi, Syngenta juga menunjukkan komitmennya dengan mendampingi petani dalam memproduksi jagung terutama di sentra-sentra jagung nasional. Semoga Syngenta terus berkomitmen untuk membantu petani dan bersama-sama dengan seluruh pemangku kepentingan mendukung pemerintah dalam mewujudkan swasembada jagung nasional,” pungkas M Yadi Sofyan Noor.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *