Sosial & Seni

Ogoh-Ogoh di Desa Dangin Puri Kangin Raih Nilai Tertinggi: Desa Digital Konsisten Lestarikan Budaya

(Dutabalinews.com)- Ogoh-ogoh karya STT Dharma Wijaya Kusuma Banjar Mertha Rauh Kaja, Desa Dangin Puri Kangin, Kecamatan Denpasar Utara berhasil meraih nilai tertinggi dalam penilaian lomba ogoh-ogoh di empat kecamatan di Kota Denpasar yang digelar Pemkot Denpasar melalui Dinas Kebudayaan Kota Denpasar.

Dari 163 ogoh-ogoh yang mengikuti seleksi, Banjar Mertha Rauh Kaja Desa Dangin Puri Kaja bersama Banjar Dukuh Mertajati Kelurahan Sidakarya masuk dalam nominasi 32 besar dan berhasil mendapat nilai tertinggi sebesar 90,625. Keberhasilan ogoh-ogoh dari Desa Dangin Puri Kangin ini meraih nilai tertinggi bukan yang pertama kalinya. Pada tahun-tahun sebelumnya ogoh-ogoh dari “desa digital” ini juga sempat secara tiga tahun berturut-turut keluar sebagai juara.

“Ogoh-ogoh ini kreativitas generasi muda di Desa Dangin Puri Kangin dan memantapkan posisi kami berdesa di kota dengan tetap menjaga spirit warisan seni budaya walau dengan positioning sebagai desa digital,” kata Perbekel Desa Dangin Puri Kangin Ir. I Gusti Ngurah Putrawan ditemui di kantornya Senin (4/3/2019).

Ogoh-ogoh karya STT Dharma Wijaya Kusuma Banjar Mertha Rauh Kaja, Desa Dangin Puri Kangin ini mengangkat tema “Nara Singa Awatara”. Ogoh-ogoh berkepala singa ini menggambarkan Awatara (perwujudan sinar suci Tuhan) yang turun ke bumi untuk menegakkan kebenaran.

Arsitek dan desainer dari ogoh-ogoh adalah Wayan Manuarta, warga Banjar Mertha Rauh Kaja, Desa Dangin Puri Kangin yang juga seorang seniman lulusan ISI (Institut Seni Indonesia) Denpasar. Kemudian ogoh-ogih ini dikerjakan bersama-sama oleh STT Dharma Wijaya Kusuma dengan masa pengerjaan 60 hari.

Proses pembuatan ogoh-ogoh ini sudah sesuai dengan arahan dari pihak Dinas Kebudayaan Kota Denpasar dan Walikota Denpasar. Di antaranya tidak menggunakan styrofoam, tanpa plastik dan tidak memakai sound system. “Ogoh-ogoh ini ikut sesuai aturan penilaian dari Dinas Kebudayaan seperti tema, material yang no styrofoam, no plastic dan no sound system. Lalu dari sisi artistik body ogoh-ogoh dan aspek lainnya,” ungkap Ngurah Putrawan yang juga Ketua Forum Perbekel/Lurah Kota Denpasar.

Ogoh-ogoh karya STT Dharma Wijaya Kusuma Banjar Mertha Rauh Kaja ini nantinya akan mengikuti parade/pawai ogoh-ogoh di sekitar Patung Catur Muka Denpasar sore hari saat Hari Pangrupukan atau Tilem Kesanga pada Rabu (6/3/2019) yang diiringi juga ogoh-ogoh dari lima banjar lainnya di Desa Dangin Puri Kangin serta ogoh-ogoh se-Kota Denpasar.

Putrawan menegaskan kreativitas ogoh-ogoh di Desa Dangin Puri Kangin karya generasi muda akan terus didukung dan diberikan ruang ekspresi. Hal ini juga sejalan dengan spirit berdesa di kota. “Ogoh-ogoh jadi trademark generasi muda dalam berkreasi, kualitas dan kreativitasnya harus terus ditingkatkan. Walau hadiahnya lebih kecil dari biaya, tapi ekspresi seni tidak bisa diukur dengan uang,” tandas Putrawan. (wbp)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *