Mantan Wapres Boediono Hadiri Peresmian Perpustakaan BI Bali, Koleksi 12.754 Buku
(Dutabalinews.com), KPw BI Provinsi Bali meresmikan perpustakaan baru yang berada di dalam gedung utama dengan lokasi strategis dan mudah diakses oleh pemustaka. Dalam acara tersebut hadir mantan Gubernur BI yang juga mantan Wapres Prof. Dr. Boediono.
Perpustakaan KPwBI Prov. Bali ini memiliki koleksi buku sekitar 12.754 buah yang terdiri dari koleksi buku ekonomi (buku-buku yang menunjang pelaksanaan tugas Bank Indonesia) dan non ekonomi, dengan koleksi yang berkualitas baik dari dalam maupun luar negeri.
“Harapannya, selain pegawai, masyarakat umum juga dapat mengunjungi dan memanfaatkan koleksi dan fasilitas perpustakaan tersebut. Kami juga berharap perpustakaan baru KPw BI Provinsi Bali akan memperoleh akreditasi A dari Perpustakaan nasional dan menjadi perpustakaan terakreditasi terbaik, melanjutkan pencapaian Juara III Perpustakaan Terbaik Non Akreditasi yang pernah kami peroleh pada tahun 2019 lalu.,” ujar Kepala KPw BI Provinsi Bali Trisno Nugroho di sela-sela acara yang dirangkai dengan bedah buku
“Ekonomi Indonesia dalam Lintasan Sejarah” yang menghadirkan secara langsung penulisnya, Prof. Dr. Boediono. Pada bedah buku hari ini, telah hadir pula Penanggap selaku ekonom senior nasional, Kepala Ekonom PT Bank Rakyat Indonesia Tbk dan akan dipandu oleh news anchor senior nasional, Kania Sutisnawinata.
Secara singkat, terdapat tiga pesan utama dari buku yang ditulis Prof. Dr. Boediono. Yang pertama, sejarah mencatat sasaran politik pada suatu masa tidak selalu sejalan atau sinergis dengan sasaran ekonomi pada waktu yang sama. Bangsa Indonesia selalu dihadapkan pada pilihan atau trade off antara kedua sasaran tersebut.
Tugas pengelola negara adalah menjaga agar setiap saat kedua sasaran tersebut tidak melenceng terlalu jauh satu sama lain. Situasi yang ideal apabila kekuasaan politik dan ekonomi dapat mencari titik-titik temu untuk bersinergi mencapai sasaran bersama jangka panjang bangsa.
Yang kedua, “kita harus menerima kenyataan bahwa gejolak dan gangguan bisa datang sewaktu-waku dan membawa ekonomi kita keluar rel”, tidak ada jalan lain selain selalu siap siaga, dan memiliki sistem pertahanan yang kuat.
Yakni melalui (i) Pembangunan struktur ekonomi yang kuat, (ii) Tataran Kebijakan yang pruden, dan (iii) Protokol Krisis yang jelas sebagai langkah mengatasi krisis.
Yang ketiga, pentingnya Indonesia menyiapkan generasi unggul dan reformasi institusi publik untuk menghadapi tantangan perekonomian yang semakin berat ke depannya. Diharapkan bedah buku serta pembangunan fasilitas Perpustakaan KPwBI Provinsi Bali dapat memberikan manfaat yang maksimal. (bas)