Sosial & Seni

Pasca-Mahasabha XII, PHDI Gelar Upacara Mejaya-Jaya di Penataran Agung Pura Besakih

(Dutabalinews.com), Pengurus Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat masa bhakti 2021 – 2026 melaksanakan upacara mejaya-jaya di Penataran Agung Pura Besakih pada Saniscara Kliwon, Wuku Kuningan, Sabtu (20/11/2021).

Setelah sebelumnya sukses menggelar Mahasabha (Kongres Nasional) Ke-12 di Hotel Sultan, Jakarta pada tanggal 28 s/d 31 Oktober 2021 yang dibuka secara resmi oleh Presiden Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo dan ditutup oleh Wakil Presiden Republik Indonesia Prof. Dr. (H.C) K. H. Ma’aruf Amin.

“Mejaya-jeya ini sebagai simbol upacara pelantikan pengurus secara niskala sekaligus untuk memohon restu dan waranugraha kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa agar kepengurusan PHDI Pusat dalam waktu lima tahun ke depan dapat menjalankan tanggung jawab dharma agama dan dharma negara dengan baik,” ungkap Ketua Umum Pengurus Harian PHDI Pusat, Mayjend TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya.

Dalam keteranganya, upacara mejaya-jaya ini diikuti kurang lebih 40 orang Pengurus PHDI Pusat Masa Bhakti 2021-2026, baik dari unsur Sabha Pandita, Sabha Walaka, maupun Pengurus Harian.

Dari Sabha Pandita hadir Dharma Adhyaksa Ida Pedanda Nabe Gde Bang Buruan Manuaba dan belasan Pandita. Dari Sabha Walaka hadir Ketua Sabha Walaka Dr. Ir. I Ketut Puspa Adnyana M.T.P. bersama belasan anggota Sabha Walaka, sementara dari Pengurus Harian hadir Ketua Umum Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya, Sekretaris Umum I Ketut Budiasa ST., MM, Bendahara Umum Made Sumadi Arta, Ak., MM serta beberapa Ketua dan Sekretaris Bidang.

Acara yang secara teknis didukung oleh PHDI se-Karangasem ini dilaksanakan mengikuti upacara dresta Bali. “Ini sesuai semangat PHDI untuk menghormati, menjaga, merawat, dan melaksanakan tradisi warisan leluhur. Karena upacara dilakukan di Bali tentu disesuaikan dengan dresta Bali,” sambung Ketua Umum Pengurus Harian PHDI Pusat.

Wisnu Bawa Tenaya juga menegaskan bahwa PHDI memiliki semangat baru yang kuat untuk menjaga keutuhan dan kesatuan umat Hindu Indonesia dengan tetap mengedepankan nilai-nilai warisan adat dan budaya lokal.

“Tidak hanya dari etnis Bali, pengurus PHDI juga memiliki keterwakilan dari lintas etnis, Ida Pandita Agni Kumari Ananda Devi misalnya dari etnis Hindu Dayak Meratus sebagai Anggota Sabha Pandita ikut larut dalam upacara hari ini dengan khusuk,” ungkapnya.

Upacara mejaya-jaya ini juga dihadiri undangan dari Polda Bali, Kodam IX/Udayana, Bupati Badung dan beberapa undangan lainnya. Selain itu turut hadir Pengurus PHDI Provinsi Bali dan PHDI Kabupaten se-Bali, utusan Organisasi Hindu diantaranya Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi (MGPSSR), Maha Semaya Warga Pande (MSWP), Pratisentana Arya Damar Bali, organisasi kemasyarakatan tingkat nasional seperti Prajaniti, WHDI, KMHDI, Pinandita Sanggraha Nusantara (PSN), Dosen Hindu Indonesia (DHI), dan Persadha Nusantara. Acara ini juga dihadiri tokoh-tokoh dari Puri Singaraja.

Sedangkan, upacara pemuputan dilakukan oleh 5 sulinggih yaitu, Ida Pandita Nabe Bang Buruan Manuaba, Ida Rsi Agung Yoga Sidhi Bang Pinatih, Ida Rsi Agnijaya Mukthi, Ida Pandita Mpu Siwa Budha Daksa Darmita, dan Ida Rsi Bhagawan Agung Damarjaya Pemecutan Manuaba. (ist)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *