Dari Bankir menjadi Pengusaha Kuliner: Suksesnya Sambal Mamone di Singaraja
(Dutabalinews.com), Meski baru berdiri sekitar 3 tahun tepatnya tahun 2021, kehadiran Sambal Mamone di Jalan Ngurah Rai Singaraja mendapat sambutan hangat penggemar kuliner dengan sambal khas racikan Ni Luh Mahendri Dinastuti, S.E.
Di tangan mantan pegawai bank ini, Sambal Mamone bukan saja digemari kalangan remaja dan pelajar juga orang tua serta anak-anak. “Semua kalangan bisa menikmati makanan serta sambal Mamone di sini,” ujar Owner Sambal Mamone Ni Luh Mahendri Dinastuti,S.E. saat menerima kunjungan Anggota DPD RI dapil Bali Dr. Mangku Pastika, M.M. di warungnya Jalan Ngurah Rai Singaraja, Selasa (16/4).
Dalam kunjungan serangkaian Reses, Mangku Pastika didampingi Tim Ahli Nyoman Wiratmaja, Ketut Ngastawa dan Nyoman Baskara. Mangku Pastika mengaku salut dengan keberanian Mahendri meninggalkan profesi sebagai pegawai bank yang digelutinya selama 15 tahun untuk menjadi wirausaha.
“Ini perlu ditiru karena memberi dampak positif bagi pertumbuhan usaha kecil dan tentu membuka lapangan kerja serta menyerap hasil-hasil pertanian,” ujar Mangku Pastika.
Mantan Gubernur Bali dua periode yang sempat melihat dapur serta proses pembuatan sambal berpesan agar kualias bahan terus dijaga serta hegienisnya. “Pemasaran juga penting di era digital sekarang ini,” pesannya.
Sebagaimana diungkapkan Mahendri, dengan modal awal Rp300 ribu ia mencoba usaha di bidang sambal ini. Bisnis sambal ini jadi pilihannya karena bahan bakunya melimpah di sekitarnya juga tidak sulit meracik sambal yang merupakan warisan leluhur ini.
“Ternyata sambutan konsumen luar biasa. Bahkan penikmat Sambal Mamone bukan hanya lokal juga sampai luar negeri. Banyak pekerja kapal pesiar menyukainya. Sambal Mamone sudah ke Amerika, Jepang dan beberapa negara lainnya,” jelasnya.
Mahendri menceritakan awal ia buka warung sempat diragukan sebab saat itu lagi Covid dimana banyak usaha tutup. Namun ia sudah bertekad untuk memulai bisnis sambal itu sehingga tetap dijalaninya, meski awalnya hanya dibantu satu tenaga dan produksi Sabtu-Minggu saat libur kerja. Ia juga melibatkan disabilitas sesuai kemampuannya.
Di warungnya yang cukup luas, kini selain tersedia aneka sambal dalam kemasan juga ia menyediakan aneka kuliner yang dinikmati dengan sambal khasnya. Ada menu ayam geprek, mie, dll. “Kita ada 25 macam sambal di antaranya sambal namun yang dalam kemasan baru sembilan,” ujarnya.
Saat ini untuk kuliner saja, setiap harinya ia menghabiskan sedikitnya 300 potong ayam. Sedangkan produksi sambal sebanyak 15 ribu botol per bulannya. Untuk itu, Mahendri mempekerjakan 14 tenaga dimana awal buka ia hanya dibantu satu orang.
Sebagai wujud rasa terima kasih, Mahendri tidak lupa berbagi. Pelajar yang datang makan hanya dibanderol Rp10 ribu per porsinya. Ia menyediakan Nasi Ayam Bakar Pindang atau Ayam cuma Rp. 10.000, Kulit Ayam Rp7.000 dan masih banyak menu lainnya yang sudah tentu ditemani sambal Mamone-nya.
Mahendri menjelaskan semua produknya memanfaatkan bahan lokal dan alami tanpa bahan pengawet. Ia juga memberdayakan petani setempat.
Produk sambalnya antara lain sambal terasi, sambal cekuh, sambal genep, sambal baby cumi, dll. (bas)