Dr. Mangku Pastika,M.M.: Perajin perlu Manfaatkan IT Dukung Pemasaran

(Dutabalinews.com),Anggota DPD RI Dr. Made Mangku Pastika,M.M. memberikan apresiasi atas semangat masyarakat tetap menekuni usahanya dengan memanfaatkan potensi alam dan melestarikan meski di tengah kondisi lesu akibat pandemi Covid-19.

Mantan Gubernur Bali dua periode ini juga mengingatkan pentingnya dilakukan promosi dengan memanfaatkan teknologi (digitalisasi).

“Kerajinan ini selain sebagai salah satu sumber pendapatan warga juga memotivasi warga untuk lestarikan alam dan budaya,” ujar Mangku Pastika serangkaian kegiatan reses di Desa Punggul Badung belum lama ini. Dalam reses tersebut Mangku Pastika menyerap aspirasi perajin khususnya anyaman bambu yang diolah menjadi tempeh (nyiru).

Pada kesempatan itu, Mangku Pastika melalui tim ahli Ketut Ngastawa juga menyerahkan bantuan sembako kepada perajin tempeh. Reses yang dipandu Tim Ahli Nyoman Baskara didampingi Ketut Ngastawa dan Nyoman Wiratmaja untuk mengetahui kondisi perajin anyaman bambu “Tempeh” di Desa Punggul Badung. Juga hadir pada kesempatan itu Perbekel Punggul Kadek Sukarma.

Salah satu produk unggulan Desa Punggul Badung yang masih bertahan adalah kerajinan anyaman ‘tempeh’ (nyiru). Meski pandemi Covid-19, produk yang sejak dulu sampai sekarang banyak digunakan di rumah tangga ini, masih tetap bertahan.
“Ada saja yang pesan sehingga masih bisa berproduksi meski terbatas,” ungkap perajin Tempeh I Gusti Putu Gde Murka.

Menurut Gusti Murka, ia bersama keluarganya dan beberapa warga memang sejak dulu menggeluti kerajinan anyaman bambu itu. Meski pemasaran terganggu karena pandemi, namun ia bersama keluarganya tetap memproduksi tempeh yang sampai sekarang masih banyak digunakan warga di desa-desa.

Dijelaskan, sebelum pandemi, tempeh dengan berbagai ukuran yang diproduksi banyak digunakan untuk hiasan selain kebutuhan rumah tangga dan peralatan upacara. Bahkan banyak wisatawan yang datang belajar menganyam di rumahnya. “Sehari rata-rata bikin niru (tempeh) 4-5. Juga sesuai pesanan,” tambahnya.

Sementara itu Perbekel Punggul Kadek Sukarma menjelaskan potensi kerajinan (tempeh) di desanya cukup besar. Namun karena pandemi pemasaran jadi terganggu. Melalui aplikasi desa digital yang dibangun, pihaknya turut membantu pemasaran. Bahkan, pihaknya membuat garapan tarian maskot Desa Punggul “Tari Prastanika Tani” yang mengangkat kerajinan tempeh. (bas)

Baca Juga :  ​Badan Energi Internasional Memperkirakan 20% Kendaraan di ASEAN pada Tahun 2025 adalah Kendaraan Listrik

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *