Ekonomi & Bisnis

Rekor MURI: 85.000 Siswa dan Guru Denpasar Melakukan Gerakan Cinta, Bangga, dan Paham Rupiah

Diikuti lebih dari 85.000 orang siswa, tentu ini hal yang sangat luar biasa. Gerakan dan kegiatan menyanyikan lagu Cinta, Bangga, Paham Rupiah, serta Tari Legong dengan peserta terbanyak ini akan kami catatkan di MURI.

(Dutabalinews.com), Sekitar 85.000 siswa dan guru TK, SD dan SMP dari 246 sekolah yang ada di Kota Denpasar berhasil memecahkan rekor MURI Edukasi Cinta, Bangga dan Paham (CBP) Rupiah bertepatan dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2024 yang dipusatkan di SMPN 2 Denpasar.

Kegiatan yang dilaksanakan secara daring dan luring ini, selain dikemas dalam gerakan menyanyi lagu Cinta, Bangga dan Paham Rupiah dan juga sekaligus mencatatkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) untuk jumlah penari Legong terbanyak yang diikuti sekitar 5.000 pelajar di Kota Denpasar.

Kegiatan dibuka Wakil Walikota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa yang ditandai dengan pemukulan taiko dan ceng-ceng dihadiri pula Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Erwin Soeriadimadja, Komisi III DPRD Kota Denpasar Eko Supriadi, Kadis Dikpora Kota Denpasar AA Gede Wiratama, perwakilan MURI Yusuf Ngadri dan Kepala SMP 2 Denpasar Gusti Agung Ayu Made Seniwati.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Erwin Soeriadimadja mengatakan gerakan Cinta Rupiah bisa disamakan dengan Cinta Indonesia.
Bangga Rupiah artinya turut juga menjaga kedaulatan RI dan Paham Rupiah artinya ikut berperan dalam menjaga stabilitas ekonomi.

“Ini merupakan langkah konkret untuk melakukan edukasi Cinta, Bangga dan Paham Rupiah secara lebih masif. Saya berharap dengan program ini bisa mengakselerasi CBP Rupiah,” ujarnya.

Erwin juga menilai kegiatan ini sebagai wujud koordinasi dan sinergi yang luar biasa antara Pemerintah Kota Denpasar, Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Kota Denpasar serta berbagai pihak yang telah mendukung kegiatan Bank Indonesia dalam mengedukasi Cinta, Bangga dan Paham Rupiah.

Menurut Erwin, program edukasi CBP Rupiah ini, perlu terus diakselerasi dan dilakukan sejak dini sampai SMA, termasuk juga seluruh warga masyarakat.

Hal itu karena ada esensi bagaimana merawat dan menjaga simbol-simbol kepahlawanan. “Dengan paham itu kita bisa mengatur belanja kita, tabungan kita, untuk menjaga stabilitas ekonomi dan mendorong kesejahteraan di masyarakat,” ucapnya.

Baca Juga :   Salak Gula Pasir Bali Susul Mangga dan Manggis Masuk Pasar Ekspor

Wakil Walikota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa yang membacakan sambutan Walikota mengatakan kegiatan pencatatan ini menjadi bukti nyata kolaborasi dan semangat bersama untuk memajukan pendidikan di Kota Denpasar dengan Bank Indonesia.

“Hari ini, kita tidak hanya merayakan prestasi dalam mencatatkan rekor, tetapi juga menghargai upaya kolosal dalam memberikan pendidikan yang berkualitas kepada generasi masa depan kita,” katanya.

Lagu Cinta Bangga Paham Rupiah tidak hanya mencerminkan semangat cinta akan budaya, tetapi juga memberikan pelajaran penting tentang nilai-nilai keuangan yang sangat relevan dalam kehidupan sehari-hari.

Sementara itu Direktur Operasional Museum Rekor Indonesia (MURI) Yusuf Ngadri mengatakan mata uang Rupiah merupakan simbol kedaulatan NKRI selain Bendera Merah Putih dan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya.

Menurut Yusuf, di balik angka kuantitatif yang dicatat melalui edukasi CBP dengan lagu maupun tari Legong, yang lebih penting adalah makna dari upaya Bank Indonesia untuk menjaga kedaulatan negara dengan mengajak pelajar agar setiap bertransaksi menggunakan rupiah.

“Itu diedukasi mulai sejak dini, bagaimana kita mencintai rupiah dan memperlakukan sebagaimana mestinya. Ketika kita menggunakan rupiah sebagai alat transaksi juga merupakan bagian dari kontribusi kita untuk kesejahteraan bangsa dan kebanggaan kita sebagai bangsa,” katanya. (ist)

Berikan Komentar